MUHAMMADIYAH. OR. ID, MESIR –Muhammadiyah kembali menegaskan komitmennya dalam membantu Palestina melalui forum Temu Kader dan Bincang Santai yang diadakan di Markaz Dakwah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kairo, Mesir pada Rabu (26/2).
Acara ini dihadiri Dadang Syarifudin Dewan Pengawas Syariah (DPS) Lazismu PP Muhammadiyah, Gunawan Hidayat Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah, Direktur Pendayagunaan dan Pendistribusian Lazismu PP Muhammadiyah Ardhi Lutfi Kautsar, serta pimpinan Lazismu dari beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya Lampung, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Forum ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi tetapi juga momen untuk memperkuat misi internasional kemanusiaan Muhammadiyah.
Dadang menyoroti pentingnya prinsip Tarjih dalam setiap langkah yang diambil Muhammadiyah, yakni memastikan bahwa seluruh tindakan selaras dengan nilai-nilai Islam.
Ia menegaskan bahwa Tarjih bukan hanya wacana intelektual, tetapi harus diimplementasikan dalam bentuk aksi nyata yang berdasar pada dalil syar’i dan kondisi sosial yang dinamis.
“Tarjih bukan sekadar ijtihad intelektual, tapi merupakan aksi nyata yang berangkat dari dalil syar’i dan realitas sosial yang sangat dinamis,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah Gunawan Hidayat memaparkan strategi pasca gencatan senjata di Palestina yang dibagi dalam tiga fase utama. Fase pertama adalah tanggap darurat, yang fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar warga Palestina seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis.
“Prioritas utama adalah memastikan kebutuhan dasar warga Palestina terpenuhi,” ujar Gunawan.
Fase kedua adalah rehabilitasi, di mana Lazismu bekerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk pemerintah Mesir dan organisasi kemanusiaan lainnya, untuk membangun kembali infrastruktur dasar. Fokus utama dalam fase ini adalah pendirian rumah sakit darurat, sekolah, dan penyediaan air bersih sebagai langkah awal menuju pemulihan.
“Lazismu bekerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk Mesir, untuk membangun kembali sarana umum seperti rumah sakit darurat, sekolah darurat, dan pengadaan air bersih,” jelasnya.
Tahap terakhir adalah rekonstruksi, yang merupakan upaya jangka panjang untuk membangun kembali Palestina tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga sosial dan ekonomi. Gunawan Hidayat menegaskan bahwa donasi yang diberikan oleh masyarakat Indonesia adalah amanah besar yang harus dikelola dengan baik, sehingga tidak hanya memberikan bantuan sementara tetapi juga membantu menciptakan kemandirian bagi masyarakat Palestina.
“Tugas kita tidak hanya menyalurkan donasi, tetapi juga memastikan bahwa bantuan ini membuka jalan bagi masa depan Palestina,” tambahnya.
Selain itu, dalam forum ini juga dibahas kolaborasi antara Lazismu dan berbagai lembaga internasional untuk memperkuat jalur distribusi bantuan, terutama melalui Mesir sebagai pintu utama masuk ke Palestina.
Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan lembaga kemanusiaan, tetapi juga komunitas akademik dan pemimpin organisasi di berbagai negara untuk memperluas jangkauan dan dampak bantuan yang diberikan.
Ketua Lazismu Wilayah Lampung Syafrimen juga menegaskan, “Jadikan mereka sebagai jaringan dan pintu masuk untuk memperkuat jalur distribusi bantuan dan membantu saudara-saudara kita di Palestina, ujarnya.” Dengan strategi yang matang dan kolaborasi lintas negara, Muhammadiyah melalui Lazismu terus berupaya memperkuat misi kemanusiaannya untuk Palestina dan dunia. (ain)