MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Anggota Majelis Tabligh PWM DIY, Rofiul Wahyudi, menyampaikan pesan penting tentang pembinaan akidah dan ibadah dalam upaya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Pesan ini disampaikan dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad(19/01).
Menurut Rofiul Wahyudi, kunci utama dalam membentuk keluarga yang ideal terletak pada penguatan aspek spiritual, yang dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah ditekankan pada dua hal utama: akidah dan ibadah.
“Akidah adalah fondasi yang harus kokoh dalam keluarga. Kita semua sudah bersyahadat, salat berjamaah, dan meyakini keesaan Allah. Namun, apakah akidah ini akan terus diwariskan kepada anak-anak kita setelah kita tiada?” ujarnya di hadapan ratusan jamaah.
Rofiul mengajak para jamaah untuk merenungkan pentingnya pembinaan akidah bagi anak-anak, baik di rumah maupun di masjid. Ia mengingatkan, tantangan dari lingkungan luar yang dapat mengganggu akidah generasi muda semakin besar. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki strategi untuk memastikan anak-anak tetap berada di jalan yang lurus.
“Kita harus waspada. Generasi kita diintai oleh berbagai pengaruh yang berpotensi menjauhkan mereka dari akidah Islam,” tegasnya.
Selain itu, pembinaan ibadah juga menjadi fokus utama dalam keluarga. Ia menekankan pentingnya membiasakan anak-anak dengan ibadah mahdhah, seperti salat lima waktu dan puasa Ramadan.
“Kita juga perlu menanamkan kebiasaan sederhana, seperti memulai aktivitas dengan bismillah dan mengakhiri dengan alhamdulillah. Kebiasaan ini akan melahirkan semangat dalam beribadah,” tambahnya.
Rofiul mengingatkan bahwa pendidikan spiritual ini tidak tergantung pada kondisi ekonomi atau status sosial keluarga. “Yang paling penting adalah akidah dan ibadah. Apa pun yang kita miliki di dunia ini, semua tidak berarti jika tidak disertai dengan keterpautan hati kepada Allah,” katanya.
Rofiul kemudian mengajak jamaah untuk menjadikan akidah dan ibadah sebagai prioritas dalam mendidik anak-anak, khususnya menjelang Ramadan. Ia menegaskan, pembinaan ini harus menjadi tradisi keluarga yang terus diwariskan agar generasi mendatang tetap kuat secara spiritual dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman.