MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Berolahraga memiliki beragam manfaat, diantaranya adalah menurunkan resiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, menurunkan resiko dan angka kematian kanker payudara, menurunkan resiko kanker usus besar, mencegah kepikunan, menurunkan resiko stroke, mencegah perkembangan penyakit diabetes, dan mencegah depresi. Namun dalam berolahraga penting untuk mengenali kondisi diri kita masing-masing. Ini artinya adalah kita perlu memahami batasan fisik yang bisa diterima.
Aktivitas olahraga memiliki manfaat yang beragam untuk tubuh manusia, diantaranaya ialah mengurangi resiko kanker usus besar, menurunkan resiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, menurunkan resiko dan angka kematian akibat kanker payudara, mencegah kepikunan, mengurangi resiko stroke, mencegah berkembangnya diabetes, dan mencegah depresi. Namun, penting untuk mengenali kondisi fisik kita masing-masing ketika berolahraga. Artinya, kita perlu memahami batasan fisik yang bisa diterima oleh tubuh ketika berolahraga.
“Studi epidemologi menunjukan bahwa penyebab serangan jantung pada olahragawan umumnya terbagi dua. Pertama memiliki kelainan jantung bawaan dan kedua penyakit jantung koroner. Serangan jantung akibat adanya kelainan bawaan biasanya dialami olahragawan di bawah tiga puluh lima tahun, menjalani olahraga kompetitif, dan kebugaran fisik baik,” jelas Muhammad Ikhwan Zein dalam webinar “Ngaji Olahraga bertajuk Mengenali Batas Kemampuan Jantung dalam Olahraga” yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Kamis (23/1).
Ikhwan mengungkapkan bahwa untuk mencegah serangan jantung, maka membutuhkan screeningkesehatan. Pertama, resiko tinggi yaitu terdiagnosis penyakit jantung pembuluh darah paru-paru atau penyakit metabolik. Ciri-cirinya adalah dada khas iskemia, nafas pendek saat istirahat/olahraga ringan, pingsan dan berkunang-kunang, nyeri otot yang biasanya betis dan tungkai ketika beraktivitas dan hilang ketika istirahat, bengkak tungkai, berdebar-debar, denyut nadi lebih dari 100 kali/menit dan mudah lelah atau nafas pendek saat aktivitas sehari-hari.
Kedua, adalah resiko sedang, yaitu jika memiliki dua faktor atau lebih. Tergolong resiko rendah jika memiliki satu atau atau tidak memiliki faktor sama sekali. Faktor-faktor yang dimaksud adalah usia laki-laki lebih dari 45 tahun, perempuan lebih dari 55 tahun, riwayat keluarga meninggal karena penyakit jantung, hipertensi, perokok aktif atau berhenti kurang dari enam bulan, gangguan profil lemak, pra diabetes, obesitas, dan sedentary dalam tiga bulan terakhir.
Webinar tersebut dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia antusias mengikuti sesi materi oleh dokter spesialis olahraga, Muhammad Ikhwan Zein. Muhammad Ikhwan Zein merupakan dokter olahraga yang pernah berkarier di Amsterdam University Medical Center-Amsterdamsche Football Club Ajax (UMC-AFC) Ajax Amsterdam, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Asian Football Federation Medical Officer, dan dokter kontingen Indonesia di berbagai pagelaran olahraga internasional.
Ketua LPO PP Muhammadiyah, Gatot Sugiharto saat memberikan pengantar menyatakan bahwa Ngaji Olahraga sudah menjadi agenda rutin dari LPO PP Muhammadiyah dalam kajian olahraga berkemajuan dan sekaligus sebagai syiar dakwah di bidang olahraga. (adit)