MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar menyebut ‘Aisyiyah merintis jalan pemberdayaan tidak hanya untuk perempuan, tetapi untuk bangsa Indonesia.
“Tokoh-tokoh Áisyiyah sampai saat ini tidak hanya memperjuangkan kesetaraan gender, tapi juga memperjuangkan kekuatan banga indonesia,” ujar Nasaruddin saat ditemui awak media usai menyampaikan materi Seminar Tanwir I ‘Aisyiyah di Hotel Tavia, Jakarta pada Kamis (16/1).
Menag menganggap kiprah ‘Aisyiyah dalam merintis jalan pemberdayaan bangsa telah melampaui batasan emosional dan memasuki hal-hal yang bersifat rasional.
“Kalau kita hanya berpikir parsial-emosional, berarti kita belum mengglobal pemikirannya. Karena itu, saya memberikan dukungan penuh terhadap Aisyiyah,” ungkap Nasaruddin.
Menag menekankan pentingnya perjuangan untuk mengikis relasi kuasa yang sangat timpang antara perempuan dan laki-laki. Tapi, Ia mengingatkan agar bangsa Indonesia juga harus berpikir global.
Ia meneruskan, bangsa Indonesia harus berpikir global untuk memikirkan masa depannya. Dengan memikirkan masa depannya sendiri, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang terhomat.
“Apa yang harus dilakukan Indonesia di masa depan supaya nanti kita bisa menjadi bangsa yang terhormat. Otomatis, kalau belum jadi bangsa yang terhormat, maka persoalan-persoalan kasuistik itu juga nanti tidak akan tertangani dengan mudah karena ada patronnya,” tutur Menag.
Peran penting yang dilakukan ‘Aisyiyah ialah menggarap masyarakat kelas menengah ke atas. Ia mengungkapkan untuk menggarap kelas menengah ke atas membutuhkan kemampuan bahasa, metode, dan substansi khusus, tidak seperti menggarap masyarakat kelas menengah ke bawah.
Dukungan Nasaruddin untuk ‘Aisyiyah dirangkai dengan mengajak kerja sama. Menurutnya, Kementerian Agama (Kemenag) memiliki bidang garapan yang sama dengan ‘Aisyiyah.
“Nanti akan kita ajak ‘Aisyiyah kerja sama, karena bidang garapan Kementerian Agama adalah bidang garapannya ‘Aisyiyah juga, sekalian saja kita sinergi. Saya kira itu yang paling penting,” tutup Menag. (adit)