MUHAMMADIYAH.OR.ID, KARAWANG — Ketenangan, rahmat, dan pengampunan menjadi anugerah yang dijanjikan bagi setiap kelompok yang berkumpul di rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim, dalam pengajian di Masjid Nahru Hayat, Karawang, pada Jumat (03/01).
Dalam pidatonya, Kiai Saad menukil hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai landasan utama untuk menjelaskan pentingnya aktivitas pengajian.
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan mereka saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), dinaungi rahmat, dikelilingi para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan-Nya,” ujar Kiai Saad mengawali tausiyahnya.
Kiai Saad menegaskan, keberadaan jamaah di Masjid Nahru Hayat dalam pengajian tersebut telah memenuhi semua syarat yang disebutkan dalam hadis tersebut. “Kita ini sedang berkumpul di salah satu baitun min buyutiLlah (rumah Allah), mengajarkan satu sama lain, bahkan tadi sudah ada yang membaca Surah Al-Baqarah. Maka, ketenangan, rahmat, dan kehadiran malaikat menjadi bagian dari kita saat ini,” katanya.
Ia juga menguraikan makna mendalam dari kata nazalat yang digunakan dalam hadis itu. Menurutnya, istilah tersebut menunjukkan bahwa ketenangan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang mengaji di rumah-Nya turun dengan cara yang mudah, tanpa hambatan. Selain itu, kehadiran rahmat Allah dan para malaikat yang mengelilingi jamaah menjadi bukti keberkahan pengajian.
“Yang paling tinggi ialah Allah menyebut-nyebut kita kepada para malaikat. Allah membangga-banggakan kita, dan ini berarti salah satu hal terpenting—yakni Allah telah mengampuni dosa-dosa kita,” tambahnya.
Menurut Kiai Saad, pengampunan dosa adalah kunci utama dalam hubungan seorang hamba dengan Allah. “Kalau dosa kita diampuni, selesai urusan kita dengan Allah. Baru kita bisa menyelesaikan urusan dengan manusia,” tegasnya.
Pidato Kiai Saad Ibrahim ini menjadi pengingat untuk senantiasa menjadikan rumah Allah sebagai pusat kegiatan pengajian, tidak hanya untuk menambah ilmu agama tetapi juga untuk meraih ketenangan dan keberkahan. Jamaah yang hadir tampak antusias khusyuk mengikuti penjelasan, sementara suasana masjid dipenuhi dengan keteduhan yang mencerminkan pesan hadis yang disampaikan.