MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat berkunjung ke SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta, pada Kamis (16/1).
Kehadiran Wamendikdasmen disambut hangat oleh seluruh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Direktur SMA, Winner Jihad Akbar bersama Staf Khusus Menteri bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali Muis juga ikut menghadiri kunjungan ini.
Setelah penyambutan, Wamendikdasmen mengunjungi kelas X program internasional Global Assessment Certificate. Wamendikdasmen juga mengunjungi kelas XII MIPA 3 dan memberikan motivasi peserta didik tentang pentingnya belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) ke depan sangat diperlukan. Skor dan predikat yang tertera dalam sertifikat UKBI dapat menjadi landasan dalam pemetaan, penapisan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia di berbagai bidang kerja dan jenjang pendidikan,” ungkap Wamendikdasmen.
Wamendikdasmen memaparkan pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto kepada yaitu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Menurut Atip, masih banyak siswa yang belum menyukai mata pelajaran sains dan teknologi (saintek), terutama matematika. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian berencana mengubah metode pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan.
“Bapak Presiden Prabowo menitipkan pesan agar kami bisa membuat pembelajaran saintek, khususnya matematika lebih menarik sehingga diharapkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) kita meningkat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wamendikdasmen juga memaparkan program unggulan Kementerian yang akan difokuskan pada peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru honorer, serta peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Sementara Staf Khusus Menteri bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul Arif Jamali berkomitmen mendorong SMA Muhi menjadi sekolah unggulan bertaraf internasional dengan menerapkan kurikulum International Baccalaureate (IB).
IB merupakan kurikulum sekolah yang menyediakan kualifikasi yang diakui secara internasional dan diterima di berbagai universitas-universitas ternama di dunia. Di Indonesia, hanya sekolah-sekolah internasional yang memiliki kurikulum IB.
Arif juga mendorong agar program kerjasama SMA Muhi dengan Global Assesment Certificate (GAC) dan program Teachcast With Oxford bisa terus ditingkatkan kualitasnya. Ia melanjutkan, peserta didik kelas internasional program Global Assessment Certificate akan dibekali kemampuan global untuk menembus lebih dari 100 universitas dan perguruan tinggi ternama di dunia yang masuk dalam GAC/ACT Pathway University.
GAC/ACT Pathway University berlokasi di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Meksiko. Nantinya lulusan kelas internasional GAC ini akan mendapatkan ijazah GAC-ACT dan ijazah nasional. Sedangkan, Teachcast With Oxford adalah pembelajaran bahasa inggris untuk semua siswa program regular maupun internasional yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah.
Proses pembelajaran berkolaborasi dengan guru native speaker dari Amerika Serikat yang dilakukan secara online.
“Sekolah ini juga memiliki program unggulan seperti career day, pembelajaran system blended learning, dan program kawal studi lanjut untuk memastikan para siswa bisa meraih perguruan tinggi nasional dan luar negeri yang berkualitas”, ucap Arif.
Arif berharap SMA Muhi Yogyakarta bisa menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMA Muhi, Herynugroho memaparkan berbagai prestasi SMA Muhi Yogyakarta selama setahun terakhir. Prestasi tersebut diantaranya predikat akreditasi A dengan nilai 99, Penghargaan Revolusi Mental dari Wakil Presiden RI Kategori Pengelolaan Koperasi Siswa, Penghargaan Adiwiyata tingkat nasional dan pada tahun ajaran 2023/2024 peserta didik mampu meraih prestasi dengan terkumpulnya 513 kejuaraan. Selain itu, 218 lulusan SMA Muhi tahun ajaran 2023/2024 berhasil menembus kampus Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia dan 20 guru SMA Muhi telah lulus pendidikan Guru Penggerak. (adit)