MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ustaz Fahmi Salim Zubair Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebut internasionalisasi gerakan Muhammadiyah harus berangkat dari nilai-nilai yang terkandung dalam salat.
Ustaz Fahmi menyampaikan bahwa menurut ulama modern, awal risalah islam menuju go internasional adalah ketika Rasulullah SAW melakukan isra dan miraj. Diskursus bahwa dakwah ini bersifat universal, dan baru terjadi pada peristiwa isra miraj.
Ia melanjutkan, peristiwa isra miraj sekaligus menandai internasionalisasi islam yang pertama kali terjadi di Baitul Maqdis.
“Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah, islam berkemajuan harus berangkat dari nilai-nilai salat ini,” imbuhnya dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertema “Salat dan Mi’raj Peradaban” di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta pada Jumat (17/1).
Mengutip sebuah hadis, Ustaz Fahmi menyampaikan simpul Islam akan runtuh satu per satu. Simpul terakhir yang runtuh adalah salat. Salat sekaligus menjadi benteng terakhir seorang muslim. Itulah mengapa Allah SWT mensyariatkan salat dengan peristiwa penting, yaitu isra miraj.
Menurutnya, selain bermanfaat menjaga ketenangan jiwa, salat juga dapat dipelajari sebagai etos kerja.
“Tidak ada peradaban di atas muka bumi ini yang superpower, menjadi peradaban unggul tanpa adanya kualitas individu-individu dan suatu bangsa yang memiliki etos kerja yang tinggi,” ungkapnya.
Ustaz Fahmi melanjutkan, salat dapat membentuk disiplin dan tanggung jawab. Karena waktu salat telah ditetapkan, maka ini mengajarkan dan melatih kita untuk disiplin.
Selain itu, salat juga untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Manfaat lain dari salat yakni dapat meningkatkan etos kerja, memupuk kejujuran dan integritas, mengajarkan solidaritas, meningkatkan fokus dan kesehatan mental, menanamkan nilai spiritual, menambah rasa syukur dan optimisme. (adit)