MUHAMMADIYAH.OR.ID, CIANJUR – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Cianjur resmi menutup program pemberdayaan bagi penyintas gempa bumi yang telah berlangsung selama dua tahun.
Acara yang penuh makna ini dilaksanakan di Tanah Wakaf Agro Edu Wisata, Sarampad, Cugenang, Cianjur, pada Sabtu (21/12) dan dihadiri berbagai tokoh penting.
Dewan Pakar Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafii Latuconsina, menegaskan bahwa penutupan program ini hanya bersifat administratif.
“MPM dan Lazismu tidak akan pernah berhenti untuk memberdayakan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan mereka. Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat bagi Muhammadiyah,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Acara penutupan program MPM juga dimeriahkan dengan bazar hasil bumi dari para penyintas gempa yang selama ini dibina oleh MPM dan Lazismu. Hasil bumi yang dipamerkan menjadi bukti nyata keberhasilan program pemberdayaan yang telah berjalan selama dua tahun.
Penutupan ini menjadi momentum penting, tidak hanya sebagai refleksi atas keberhasilan program, tetapi juga sebagai awal dari komitmen berkelanjutan untuk mendampingi masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua PDM Cianjur yang membidangi MPM, Heru Khoerudin, mengungkapkan bahwa selama dua tahun terakhir, MPM Cianjur telah aktif membantu dan memberdayakan masyarakat terdampak gempa melalui klaster pemberdayaan di bidang pertanian, peternakan, UMKM, dan perikanan.
“Walaupun program ini resmi ditutup, insyaallah MPM Cianjur akan terus mendampingi masyarakat. Alhamdulillah, perekonomian masyarakat sudah terbantu lewat klaster-klaster pemberdayaan tersebut,” ujar Heru.
Menyambung itu, Wakil Ketua MPM Wilayah Jawa Barat, Usep Sudrajat, memberikan dorongan semangat bagi UMKM di Cianjur untuk terus berkembang dan berdaya saing.
“Jangan pernah berhenti. Muhammadiyah hadir untuk semesta, dengan tujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tegasnya.
Dalam penutupan program, Usep juga menyampaikan rencana penanaman ribuan pohon kopi di Tanah Wakaf Sarampad sebagai bagian dari upaya penghijauan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Dalam agenda penutupan ini juga ditandai dengan Launching gerakan perempuan petani yang diberi nama MTri atau Mamak-mamak Petani Muhammadiyah, sekaligus juga launching lima Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.