MUHAMMADIYAH.OR.ID, WONOSOBO – Kehadiran Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW salah satu tujuan besarnya adalah untuk mengangkat persamaan derajat umat manusia.
Manusia dalam Islam seperti yang dijelaskan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais memiliki kesamaan derajat, yang membedakan manusia itu dari sisi ketakwaannya.
Pemahaman ini telah disebarkan sejak awal hadirnya Agama Islam atau 15 abad yang lalu, oleh karena itu Islam dapat disebut sebagai agama yang membawa kemajuan. Sementara umat manusia modern memandang persamaan manusia baru sekitar pada 1800 an, bahkan deklarasi HAM baru terjadi pada 1948.
“Sebelum declarations of human right – deklarasi hak-hak kemanusiaan, setiap manusia itu dilahirkan secara equality before the law – persamaan di depan hukum dan lain sebagainya itu datang ratusan tahun setelah Islam memproklamirkan persamaan, kesejahteraan manusia satu dengan yang lainnya tanpa memandang warna kulit,” katanya.
“Islam itu mengangkat persamaan, mengangkat kesetaraan manusia satu dengan yang lain karena sesungguhnya kemuliaan seseorang di hadapan Allah itu terletak kepada ketakwaannya,” kata Dahlan Rais pada (15/12) di Wonosobo.
Dahlan Rais menjelaskan, sebelum hadirnya Islam perbudakan menjadi biang ketimpangan setara manusia. Budak, kata Dahlan, tidak dianggap sebagai manusia sepenuhnya, melainkan dianggap setengah manusia – subhuman.
“Dianggap oleh setengah human, karena hak-haknya itu diambil oleh tuannya. Yang namanya budak itu dijadikan komoditi seperti barang yang lain – diperjual belikan,” ungkapnya.
“Oleh Islam kesetaraan – persamaan ini diangkat dan dijadikan bagian yang terpenting dari ajaran Islam. Ketika seluruh dunia itu masih dalam kegelapan,” imbuhnya.
Tak hanya memperjuangkan kesetaraan manusia secara luas, tapi dakwah Islam juga mengusahakan terwujudnya kesetaraan gender. Perempuan dalam Islam tidak nomor dua, tapi setara dengan laki-laki.