MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONOROGO – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendorong adanya minimal satu masjid percontohan di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM).
Hal itu disampaikan oleh Ketua LPCRPM PP Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad pada (25/12) dalam Pengajian di Masjid Baitul Mukhlisin Ponorogo. Adanya masjid percontohan ini adalah istilah resmi dari Pedoman Tata Kelola Masjid Musala Muhammadiyah yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah.
“Itu menjadi fokusnya LPCRPM di masjid secara umum tanggung jawabnya Majelis Tabligh, tapi khusus bagi LPCR mentransformasi, membuat, mendirikan, mengubah masjid menjadi masjid percontohan,” katanya.
Selain masjid percontohan di tingkat PWM, dalam pedoman tersebut juga mendorong adanya masjid percontohan di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), bahkan juga masjid percontohan di Cabang maupun Ranting Muhammadiyah.
Usaha mendukung berdirinya masjid percontohan Muhammadiyah, LPCRPM PP Muhammadiyah menyelenggarakan ajang perlombaan yang diikuti oleh masjid-masjid Muhammadiyah perwakilan dari seluruh Indonesia.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, maka dapat dilihat dan diukur eksistensinya dari aktifnya cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah. Bahkan Jamal menyebut, Muhammadiyah sebagai gerakan pusatnya di cabang dan ranting.
Oleh karena itu, selain mendorong berdirinya masjid percontohan milik Muhammadiyah, LPCRPM juga untuk mendorong semakin banyaknya cabang dan ranting Muhammadiyah. Sebab di beberapa daerah ada yang tidak memiliki cabang, dan cabang yang tak memiliki ranting.
Terkait dengan usaha menggerakan itu, LPCRPM memiliki yel-yel “Ranting itu penting, cabang harus berkembang, masjid makmur memakmurkan. Muhammadiyah sukses dunia, sukses akhirat”.
“Sekarang ditambah lagi karena ada pembinaan masjid, maka yel-yelnya ditambah. Masjid makmur memakmurkan. Masjid. Dari masjid kita bangkit. Masjid. Apapun masalahnya masjid solusinya,” katanya.
Keberadaan masjid percontohan, kata Jamal, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada orang banyak. Tak hanya kepada umat, tapi juga masyarakat yang berada di sekitar masjid itu.
