MUHAMMADIYAH.OR.ID, MEDAN – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan pembangunan gedung Sportorium Berkemajuan dan Sport Hall Walidah sebagai venue Muktamar 49 manfaatnya tidak hanya ke Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan sosial kemasyarakatan tidak berjarak dengan masyarakat yang melingkupinya. Muhammadiyah senantiasa hidup berdampingan dengan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.
Oleh karena itu, lokasi Muktamar ke-49 di Sumatra Utara (Sumut) juga tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Sebab Muhammadiyah adalah bagian integral dengan masyarakat dari bangsa, dan terbuka untuk membangun kerja sama dengan siapapun.
“Kita harus terus mengkapitalisasi pergerakan kita, baik lewat amal usaha, maupun kegiatan dakwah di masyarakat secara langsung agar menjadi kekuatan yang membawa pada sebagaimana disebut pada Muktamar 2010 – gerakan pencerahan,” kata Haedar pada Sabtu (21/12).
Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan memiliki ciri proses membebaskan masyarakat. Bebas dalam hal ini dimaknai sebagai usaha menciptakan masyarakat yang ber-Tuhan Maha Esa, dan bagi muslim menjadi masyarakat bertauhid.
“Di tengah perubahan sekarang, Muhammadiyah-’Aisyiyah harus menjadi suluh peradaban yang mencerahkan dan bermula dari kecerahan keberislaman dan keberagamaan,” katanya.
Kemajuan yang diinginkan oleh Muhammadiyah tak sama dengan kemajuan yang telah diraih oleh bangsa lain. Sebab kemajuan yang dimaksud oleh Muhammadiyah adalah masyarakat yang peradabannya maju, namun tetap beragama.
Mencerahkan dalam konteks membebaskan juga dimaknai sebagai usaha memacu masyarakat untuk beranjak dari ketertinggalan, kemiskinan, stunting, dan belenggu situasi yang melemahkan masyarakat tersebut.
Ciri proses mencerahkan adalah memberdayakan masyarakat. Muhammadiyah tidak hanya datang memberi dan pergi, melainkan juga mencerdaskan, menyehatkan, dan membangun relasi sosial yang baik, serta menyejahterakan masyarakat.
“Muhammadiyah itu di mana-mana tidak hanya memberi ikan, tapi memberi kail untuk mencari ikan,” ungkapnya.
Mencerahkan masyarakat menurut Haedar sesuai dengan Muktamar 2010 di Yogyakarta adalah memajukan. Indonesia yang sudah 79 tahun merdeka, dengan berbagai pengakuan dari negara lain, namun yang perlu digaris bawahi adalah indeks pembangunan manusia (IPM) yang masih rendah.
Muhammadiyah yang integral dengan masyarakat berkepentingan untuk memajukan bangsa Indonesia. IPM bangsa Indonesia yang masih rendah berusaha dikatrol oleh Muhammadiyah melalui pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya supaya angkanya lebih baik dari sekarang.
Sementara itu, terkait dengan menjelang Muktamar 49 pada 2027 mendatang, Haedar berharap seluruh jajaran pimpinan wilayah, daerah, cabang, sampai ranting Muhammadiyah untuk menyemarakkan ‘demam muktamar’ harus disebarluaskan, namun tak sebatas fisik, tapi lebih substantif sebagai aktualisasi kerahmatan bagi seluruh alam.