MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Din Syamsuddin menjelaskan tentang memakmurkan masjid. Ia merujuk pada Surah At-Taubah ayat 18 yang menjadi landasan utama dalam ceramahnya tersebut.
Dalam acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan Masjid Sudja, Yogyakarta, pada Sabtu (30/11) ini, Din menegaskan bahwa memakmurkan masjid tidak sekadar merujuk pada kehadiran fisik di tempat ibadah, melainkan mencakup amal dan peran aktif dalam memajukan kehidupan umat.
“Sesungguhnya, yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu adalah mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kecuali kepada Allah,” ujar Din, mengutip ayat tersebut.
Ia menjelaskan, keimanan kepada Allah dan hari akhir merupakan landasan utama yang melahirkan tanggung jawab terhadap masjid dan masyarakat. “Dua hal ini sering dirangkaikan dalam Al-Quran, tetapi bukan berarti mengurangi pentingnya rukun iman lainnya. Justru iman kepada Allah dan hari akhir menjadi inti dari praktik keimanan sehari-hari, seperti menegakkan salat dan membayar zakat,” paparnya.
Din juga menyoroti makna khasyah, atau rasa takut kepada Allah, sebagai bentuk ketaatan tertinggi. “Seorang mukmin sejati tidak akan takut kepada makhluk atau sesama manusia, tetapi hanya kepada Allah. Rasa takut ini yang menjadi pendorong untuk terus berbuat baik dan memakmurkan masjid,” tambahnya.
Selain itu, Din mengaitkan pemakmuran masjid dengan konsep kesejahteraan yang lebih luas, mencakup aspek lahir dan batin. Ia menyinggung cita-cita nasional Indonesia yang berlandaskan keadilan dan kemakmuran, serta pentingnya memahami sejarah untuk menumbuhkan kesadaran kolektif.
“Kemakmuran dalam Islam bukan hanya soal materi, tetapi juga kesejahteraan batin. Ini bisa kita pelajari dari bangsa-bangsa masa lalu yang banyak diceritakan dalam Al-Quran,” jelas Din, sembari mengajak hadirin untuk menjelajahi sejarah melalui ayat-ayat Al-Quran.
Dalam suasana yang hangat dan penuh hikmah, Din mengingatkan pentingnya integrasi antara ibadah dan aksi nyata. “Memakmurkan masjid adalah wujud keimanan dan kepedulian sosial. Ini harus menjadi cita-cita kita semua, baik sebagai individu maupun masyarakat,” tuturnya.