MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Program prioritas dan cita-cita pemerintah mengenai swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sesuai dengan Asta Cita ke-2 dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dinilai sangat penting dan krusial.
Maka untuk menyoroti hal tersebut, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah selenggarakan Seminar Nasional Pra Tanwir Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Strategis ‘Aisyiyah dalam Swasembada Pangan untuk kesejahteraan Rakyat” yang bertempat di Ruang Amphitheater Gedung Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Acara yang diadakan pada Sabtu (21/12) tersebut menghadirkan tiga pakar utama yaitu Yudi Sastro selaku Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Subejo Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, serta Puji Lestari selaku Kepala Organisasi Riset dan Pangan BRIN. Serta, terlihat hadir ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Latifah Iskandar dan Muchlas, M.T selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan.
Ketua PP Aisyiyah, Latifah yang membuka acara tersebut menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah dan isu pangan ini sudah dimulai sejak Muktamar di Makassar, Usaha-usaha pemerintah dalam ketahanan pangan patut didukung dalam rangka membangun Indonesia yang berkeadilan di sektor pangan.
“Aisyiyah dan Pangan ini sudah dimulai sejak Muktamar Makassar. Maka dalam 2 periode ini Aisyiyah sudah memposisikan perannya untuk bisa bicara dan berkontribusi terkait permasalahan pangan,”jelasnya.
“Terdapat 51 juta KK yang harus makan. Indonesia pada saat ini juga memasuki peringkat ke 2 (dibawah Arab Saudi) sebagai negara pembuang sampah makanan. Tentu itu menjadi permasalahan dan tantangan kita semua. Indonesia adalah negara yang kaya, maka kita harus bisa keluar dari permasalahan tersebut dan menjadi negara yang maju dan berkeadilan,”imbuhnya.
Kemudian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Yudi Sastro juga memaparkan bahwa pangan adalah suatu yang menentukan di sebuah negara, negara kalau kurang pangan pasti ambruk.
“Swasembada pangan adalah sebuah isu global, isu nasional dan isu ini tidak akan pernah surut. Karena pangan adalah yang menentukan, negara kalau kurang pangan pasti ambruk. Maka dari itu pak presiden menyampaian kita tidak boleh kekurangan pangan dan swasembada pangan,”kata Yudi.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan pesan dari Wakil Menteri Pertanian, bahwa dalam membangun Indonesia yang berketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah saja, namun diperlukan berbagai kolaborasi, inovasi dan komitmen sehingga hal tersebut akan menjadi tanggung jawab kita bersama.
“Membangun Indonesia yang berketahanan pangan bukan tugas pemerintah saja, hal ini merupakan tanggung jawab kita semua baik pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan masyarakat sendiri. Dan tentu, Jalan menuju ketahanan pangan ini adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan komitmen,”pungkasnya. (bhisma)