MUHAMMADIYAH.OR.ID, MEDAN – Muhammadiyah memiliki dua aspek dalam gerakan yaitu purifikasi atau pemurnian dan dinamisasi atau pembaharuan. Dua aspek itu ditegaskan dalam Munas Tarjih pada 2010 di Yogyakarta.
Akan tetapi pasca Munas Tarjih itu menurut Wamen Dikdasmen RI, Fajar Riza Ul Haq dokumen yang diproduksi oleh Muhammadiyah baik secara personal maupun organisasi lebih banyak pada aspek purifikasi ketimbang dinamisasi.
“Sepanjang yang saya tau Pak Haedar konsisten sekali untuk memperkuat Muhammadiyah di aspek dinamisasinya itu,” kata Wamen Fajar pada Jumát (20/12) dalam Bedah Buku Gerakan Islam Berkemajuan di UMSU.
Memberi sambutan di bedah buku ini, Fajar Riza Ul Haq menyampaikan, buku Gerakan Islam Berkemajuan ini merupakan proses evolusi panjang dari pemikiran Haedar Nashir dalam memperkuat Muhammadiyah dalam aspek dinamisasi.
Oleh karena itu, dia berharap buku ini menjadi bahan bacaan bukan hanya para aktivis, tapi juga guru Al Islam Kemuhammadiyahan, serta para pemerhati Muhammadiyah, termasuk juga Indonesianis yang menaruh minat ke Muhammadiyah.
Fase sekarang menurut Fajar, adalah masa untuk pelembagaan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah yang bertumpu pada kemodernan dan berkemajuan. Salah satunya adalah melalui buku Gerakan Islam Berkemajuan.
“Buku ini menurut hemat saya adalah salah satu potret yang representative, bagaimana Muhammadiyah itu nilai-nilainya terus mengalami proses pelembagaan,” katanya.
Pelembagaan pemikiran dan nilai-nilai ini menurutnya sebagai representasi dari Muhammadiyah gerakan Islam berkemajuan.