MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANGERANG – Dalam khazanah Islam, dikenal hadis berbunyi “Al Islamu ya’lu wa laa yu’la alaih”. Artinya adalah Islam akan selalu unggul dan tidak akan pernah diungguli oleh agama lainnya.
Akan tetapi menurut Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Izzul Muslimin, mengutip seperti yang disampaikan oleh Muhammad Abduh, bahwa keunggulan Islam ditutup atau tertutupi oleh umat islam itu sendiri.
Izzul menceritakan, Syaikh Muhammad Abduh menyampaikan itu lantaran dia mengamati perkembangan peradaban Eropa modern jauh lebih maju dan berkembang, dibandingkan dengan dunia islam di Timur Tengah.
Tidak hanya dari kebiasaan bersih dan tepat waktu, namun juga dalam dari segi keilmuan menurut Syaikh Abduh saat itu umat islam masih jauh tertinggal. Padahal ketiga hal itu bagian dari ajaran agama Islam.
Oleh karena itu, jika dapat ditarik kesimpulan awal, kemunduran yang dialami oleh muslim saat ini karena persoalan akhlak. Sebab jika akhlak buruk tidak diperbaiki akan berdampak pada sisi yang lain.
“Orang sepintar apapun, sehebat apapun tetapi kalau akhlaknya tidak baik maka dia akan menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Bahkan akan membawa kerusakan bagi umat manusia yang lain,” katanya pada (3/11) dalam Silaturahmi Ahad PCM Serpong Utara.
Sebaliknya, menurut Izzul Muslimin bahwa kebaikan akhlak seorang muslim itu tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tapi juga pada lingkungan keluarga, masyarakat, mungkin bahkan sampai pada alam semesta.
Selain itu, akhlak yang baik dalam diskursus Islam juga ditekankan supaya dimiliki oleh setiap umat Islam. Sebab sebaik-baik orang yang beriman adalah yang akhlaknya baik.
“Akhlak ini menjadi dasar dan sekaligus tolok ukur untuk melihat orang itu imannya baik dan tidak,” ungkapnya merujuk HR At Tirmidzi nomor 1162.
Akhlak ini merupakan urusan mendasar yang harus diperbaiki oleh umat Islam jika ingin memajukan peradaban. Untuk mengukur kebaikan akhlak secara mudah dapat dilihat dari hubungannya dengan tetanga, cara memperlakukan tamu, dan tutur kata.