MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dai Muhammadiyah khususnya yang bergerak di komunitas-komunitas khusus, tidak boleh pasif atau hanya ‘menunggu bola’. Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mochammad Arifin pada Selasa (12/11) dalam Pembukaan Silatnas LDK di BPMP DKI Jakarta.
Dai Muhammadiyah di komunitas khusus harus datang ‘menjemput bola’. Sebagai dai di komunitas, Arifin berpesan supaya tidak menunggu dijemput atau didatangi jemaah. “Melainkan kitalah yang terjun, jadi kalau kita sebagai dai komunitas menunggu dijemput jemaah tidak akan pernah dijemput,” katanya.
Mochammad Arifin menjelaskan, langkah tersebut perlu dilakukan sebagai para dai komunitas ini berdakwah tidak hanya di mimbar. Oleh karena itu para dai yang harus mencari jemaahnya.
Belajar dari daerah dan wilayah yang dakwah komunitasnya unggulan, Arifin mengatakan karena mereka giat menjemput bola – mencari dan mendatangi komunitas-komunitas yang menjadi sasaran dakwah mereka.
Oleh karena itu, dia mengajak kepada seluruh dai komunitas yang berada di bawah payung Persyarikatan Muhammadiyah supaya senantiasa menata niat dalam dakwah di manapun berada.
Sementara itu, merespon kurangnya dai Muhammadiyah di kawasan 3T, Arifin menjelaskan akan ada skema yang digunakan oleh LDK PP Muhammadiyah, yaitu dengan mendidik dan melahirkan para dai lokal.
Ke depan diharapkan para dai komunitas yang terjun di kawasan 3T tidak lagi hanya berasal dari Jawa, tapi juga mereka adalah putra-putri terbaik dari daerah tersebut.
“Karena itu nanti kita akan mengadakan pelatihan-pelatihan dai lokal yang bagi para mitra strategis tadi itu akan kita minta untuk bareng-bareng menggarap dai kita yang jauh di seberang sana,” katanya.
Dibutuhkan mitra strategis untuk menguatkan dakwah komunitas, terlebih di kawasan 3T. Menurut Arifin, LDK PP Muhammadiyah akan mengalami kesulitan apabila menggarap para dai di kawasan 3T secara mandiri.