MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah hari ini Rabu, 6 November 2024 mengirim Tim Asistensi untuk bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki did Flore Timur, NTT.
Informasi keberangkatan Tim Asistensi tersebut disampaikan oleh Ketua LRB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan ke Reporter Muhammadiyah.or.id pada Rabu (6/11) di Gedoeng Moehammadijah, Kota Yogyakarta.
“Tim Asistensi ini dua hal, yaitu tim kesehatan dan pendidikan. Oleh karena itu kota mengirimkan tim pendidikan dan kesehatan darurat,” kata Budi.
Ketika erupsi terjadi pada Senin 4 November 2024 kemarin, tim relawan dari Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof) sudah mendampingi penyintas. Sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah yang memiliki fakultas pendidikan, maka Unimof pilihan tepat mendampingi penyintas erupsi Gunung Lewotobi.
“Mereka bekerja sama dengan BPBD, kemudian mengerahkan timnya ke lokasi bencana,” ungkapnya.
Selain relawan, Muhammadiyah melalui MDMC telah menyalurkan logistik dan bantuan untuk masa kedaruratan. Setelah itu akan ada pendampingan lanjutan, khususnya untuk masalah pendidikan dan kesehatan.
“Untuk jumlah meninggal dan kerusakan sudah jelas. Namun ada sekian ribu masyarakat yang terdampak itu persoalan tersendiri. Oleh karena itu kemudian tim dari Unimof akan mendampingi dalam suasana pendidikan darurat,” ungkap Budi.
Budi menekankan ke tim relawan lapangan supaya seminggu setelah kejadian erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini harus ada pendidikan darurat dengan fasilitas yang ada untuk anak-anak penyintas.
Merujuk para ahli, Budi menyebut masa darurat akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini akan memakan waktu sampai dua bulan. Oleh karena itu belum akan dibangunkan hunian darurat sementara. Sebab erupsi gunung merupakan bencana alam yang spesifik.
“Tetapi akan terus mencermati terus kejadian itu. Dan sekarang yang terpenting itu adalah tim kesehatan dan pendidikan,” imbuhnya.
Terkait dengan pengiriman tim asistensi ke lokasi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Budi menyebut itu juga tidak mudah. Sebab tim akan menggunakan pesawat yang landing di Kupang, selanjutnya akan menempuh jalur darat dan kebanyakan laut kurang lebih 13 sampai 15 jam perjalanan.