MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman menjadi pembicara dalam Penguatan Al Islam-Kemuhammadiyahan (AIK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Cilacap pada (25/11) di Gedoeng Moehammadijah, Kota Yogyakarta.
Menurut dr. Agus, acara Penguatan AIK ini terasa istimewa sebab diselenggarakan di Kota Yogyakarta, dan lebih khusus lagi tempat acaranya di Gedoeng Moehammadijah yang didirikan pada 1942 oleh PP Muhammadiyah.
Dokter Spesialis Saraf ini menyampaikan, ketika menghadiri forum ilmu dicatat oleh Allah SWT sebagai jalan jihad. Oleh karena itu bagi warga maupun kader Muhammadiyah ketika dalam forum ilmu tidak hanya ilmu yang didapat, tapi juga pahala yang melimpah.
Melalui forum ilmu, imbuhnya, juga harus memikirkan kaderisasi. Oleh karena itu, perlu disediakan fasilitas bagi anak-anak dalam forum-forum ilmu yang diadakan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Termasuk menu-menu, jangan hanya makanan berat, tapi juga sediakan makanan ringan yang digemari anak-anak,” katanya.
Sementara itu, pesan khusus dr. Agus sampaikan ke civitas akademika. Menjadi pendidik terlebih di institusi pendidikan Muhammadiyah, tidak boleh merasa cukup hanya dengan menyampaikan. Tapi dalam mendidik juga disertai niat ibadah ikhlas untuk mengajarkan adab ketakwaan.
Merujuk yang disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama, Pak AR Fachruddin, bahwa pendidikan di Persyarikatan Muhammadiyah tak hanya untuk mengajarkan dari sisi intelektual, tapi juga moral spiritual, dan peran sosial.
“Lulusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah itu unggul moral spiritual, intelektual, dan peran sosial,” kata dr. Agus menirukan Pak AR Fachruddin.
Tiga keunggulan yang diinginkan sebagai output institusi pendidikan Muhammadiyah itu mampu mencerdaskan bangsa, termasuk cerdas dalam berpolitik, berbangsa, dan bernegara. Ketiga keunggulan itu paling tidak bisa mencerdaskan rakyat dalam memilih pemimpin yang baik, sebagaimana cerminan masyarakat itu.
Sebagai dosen, dr. Agus Taufiqurrahman juga menyampaikan supaya pendidikan tidak hanya mengejar penilaian dari penelitian yang terindeks scopus. Penilaian itu bukan tidak penting, akan tetapi yang paling penting adalah membangun bangsa yang berilmu, beradab, dan aktif dalam peran sosialnya.
“Yakin kalau mahasiswa kita itu moral spiritual nya bagus, maka orang tua akan percaya dan bangga. Maka jangan sampai di kampus kita modalnya tidak ditegakkan,” imbuhnya.
Menurutnya, meskipun nilai atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) penting bagi mahasiswa dalam bidang akademik, namun yang tidak kalah penting adalah karakter.
Dalam pandangan dr. Agus, karakter bahkan berperan lebih besar daripada IPK. Akan tetapi itu juga harus didampingi dengan keterampilan atau kemampuan komunikasi, interaksi sosial, kerja sama, kejujuran dan integritas.