MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menggelar Sarasehan dalam rangka menyongsong Tanwir Áisyiyah yang akan digelar pada tanggal 15 hingga 17 Januari 2024 dengan mengangkat tema “Refleksi Gerakan Perempuan Menuju Indonesia Berkeadilan”.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Áisyiyah Salmah Orbayinah berharap, kegiatan ini dapat memberikan masukan-masukan penting pada acara Tanwir ‘Aisyiyah mendatang.
“Kegiatan ini juga sekaligus menyongsong Hari Ibu dan juga dalam rangka ‘Aisyiyah menyambut Kongres Kowani pada Desember mendatang,”jelas Salmah pada Jumát (22/11) di Kantor PP Muhammadiyah Menteng Jakarta Pusat.
Berbicara tentang Gerakan Perempuan, Salmah mengatakan tentunya tidak lepas dari Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928 di Yogyakarta. Yang mana pada saat itu semua Ketua-Ketua ormas yang hadir berpidato dihadapan peserta untuk membangkitkan semangat persatuan untuk membangun bangsa dan negara. Dan salah satunya ‘Aisyiyah saat itu diwakili oleh Ibu Munjiyah dan Ibu Hayinah.
Munjiyah saat itu menyampaikan pidato tentang : Derajad Perempuan, salah satu pernyataan beliau yakni Perempuan dan Lelaki Islam itu masing-masing berhak berkemajuan dan berkesempurnaan dan bahwasanya yang dikata kemajuan dan kesempurnaan itu adalah menurut hak dan batas-batasnya masing-masing.
Salmah memaparkan bahwa salah satu hasil penting dari kongres tersebut adalah mendirikan gabungan atau federasi perkumpulan wanita yaitu PPPI dan sampai saat ini bertransformasi menjadi Kowani, dan Áisyiyah merupakan salah satu pendirinya. Disamping itu juga ada keputusan mendirikan surat kabar yg diamanahkan ke PPPI.
”Alhamdulillah sampai saat ini Amanat kongres perempuan I tersebut terus dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah dari awal berdiri 1917 sampai sekarang dan dimantapkan oleh hasil kongres tersebut, antara lain dengan lahirnya ribuan amal usaha Áisyiyah diantaranya majalah Suara Aisyiyah 1928, TK Aba, Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Panti Asuhan, Koperasi, dan lain sebagainya,”papar Salmah.
Dalam kegiatan ini hadir sebagai Keynote Speaker Masyitoh Chusnan, dan narasumber Siti Zuhroh, Lusia Willar, dan Sri Yuliati Sugiri.