MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dalam Ngaji Olahraga Berkemajuan yang digelar Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Senin (4/11) terkuak rencana ingin mendirikan sekolah khusus olahraga.
Rencana itu disambut baik oleh Ketua PP Muhammadiyah, Irwan Akib yang kebetulan juga menghadiri acara tersebut di Gedoeng Moehammadijah, Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 103, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
Irwan Akib menyampaikan harapan rencana mendirikan sekolah khusus olahraga dapat direalisasikan. Meskipun dalam taksirannya sekolah khusus olahraga membutuhkan modal besar sebab banyak sarana dan prasarana yang harus dipenuhi.
Sebagai Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga, Irwan Akib tahu betul bahwa mendirikan sekolah khusus olahraga itu tidak murah. Sebagaimana misalnya mendirikan prodi olahraga juga mahal.
“Membuat satu prodi pendidikan olahraga saja itu sangat besar fasilitasnya. Karena ada kolam renang, lapangan sepakbola, dan lain sebagainya,” katanya.
Akan tetapi jika dapat memulainya itu akan lebih baik. Sebab jika berkaca dari SMK Muhammadiyah Kalasan yang membuka jurusan seni musik ternyata berhasil menarik banyak minat publik.
Sebagai pemerhati dunia pendidikan, Irwan Akib melihat kecenderungan publik yang saat ini mulai melirik sekolah-sekolah yang memiliki perbedaan atau ciri khas. Oleh karena itu, membuka sekolah khusus olahraga tetap memiliki peluang.
“Sebab kadang anak-anak kita itu memiliki kemampuan, bakat di bidang olahraga tapi kemudian tidak bina akhirnya potensi-potensi itu hilang. Padahal jika sejak awal dibina potensi olahraga, saya kira di lembaga-lembaga pendidikan akan lebih bagus lagi,” tuturnya.
Dia melihat ada urgensi pendirian sekolah khusus olahraga. Sebab saat ini karir atlet baik yang di level pemula, sampai profesional kebanyakan tidak melalui proses atau jenjang yang benar serta terukur. Mayoritas atlet-atlet tersebut belajar olahraga otodidak dan didukung oleh bakat.
Irwan Akib menyinggung rendahnya ketersediaan talenta atlet disebabkan meredupnya sekolah khusus olahraga seperti Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA), yang kemudian berubah menjadi Sekolah Guru Olahraga (SGO).
Kenyataan tersebut diperburuk dengan lisensi yang dimiliki oleh lulusan SGO yang tidak diterima ‘pasar’. Karena syarat untuk menjadi guru olahraga saat ini harus melewati fase pendidikan di perguruan tinggi yang memiliki jurusan atau prodi pendidikan olahraga.
Terakhir, Irwan Akib berharap melalui rencana pendirian sekolah khusus olahraga yang diinisiasi oleh LPO PP Muhammadiyah ini dapat semakin mendongkrak prestasi Indonesia di bidang olahraga di kancah internasional.