MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUDUS – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir resmikan SD Aisyiyah (SDA) Multilingual Darussalam (Mulida) Kudus kampus 2 pada Jumat (29/11).
Selain peresmian SDA Mulida kampus 2, Haedar juga melakukan groundbreaking Masjid Hajjah Kartinah dan Perpustakaan HA Djamjadi di Dusun Winong, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Hadir di acara ini Ketua PP ‘Aisyiyah Siti Noodjannah Djohantini, Wamen Dikdasmen Fajar Riza Ul Haq, perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, serta jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus.
Haedar dalam tausiyahnya mengapresiasi gerak kemandirian yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah sampai tingkat ranting. Kemandirian yang dibangun ini tidak bersifat eksklusif, melainkan inklusif – terbuka untuk bersinergi dengan mitra.
“Lebih khusus ‘Aisyiyah daerah, sampai cabang dan ranting yang selalu semangat, mengawal setiap prosesnya. Semoga ini menjadi pusat kemajuan, dan pendidikan Islam yang terintegrasi,” katanya.
Muhammadiyah tentu bersama ‘Aisyiyah tak pernah apalagi berhenti membangun bangsa Indonesia, lebih-lebih melalui bidang pendidikan. ‘Aisyiyah meskipun sebagai gerakan perempuan tidak menutup diri dan mencatat sebagai organisasi perempuan yang mampu mendirikan perguruan tinggi.
Meski sebagai organisasi keagamaan, tapi pelayanan Muhammadiyah di banyak bidang tidak hanya bagi umat Islam, atau warga Muhammadiyah saja. Tapi pelayanan Muhammadiyah diperuntukkan bagi semua tanpa terkecuali.
“Kami hadir tanpa melihat latar belakang agama, golongan, termasuk politik. Kami memberikan pelayanan untuk semua bangsa, sebagai usaha menjalankan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” katanya.
Pembangunan manusia yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah, kata Haedar, tanpa tanda jasa. Seluruhnya dilakukan sebagai ladang untuk ibadah, serta usaha nyata memajukan bangsa Indonesia yang saat ini angka pembangunan manusianya masih tercecer.
Sementara itu, Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menyampaikan pemerintah periode ini tidak ingin ada ketimpangan khususnya dalam dunia pendidikan. Merujuk Presiden RI Prabowo Subianto, Fajar menegaskan tidak ingin ada lagi kesenjangan sekolah negeri dan swasta.
“Semoga dalam waktu tidak lama lagi, Guru-guru yang diterima di PPPK akan kembali di tempatkan di sekolah swasta asal,” katanya.
Tak lupa, Fajar juga mengapresiasi langkah Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Kaliwungu bersama Muhammadiyah yang membantu pemerintah mencerdaskan anak-anak bangsa. Terlebih melalui SDA Mulida ini mengenalkan bahasa internasional sejak dini.
Sebagai informasi, kampus 2 SDA Mulida akan digunakan pada bulan januari 2025. Pembangunan SDA Mulida ini masih akan terus dilanjutkan, sebab dari rencana pembangunan tiga lantai, namun saat ini baru terealisasi dua lantai sekaligus juga akan memenuhi sarana dan prasarana.