MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais mengatakan bahwa penggerak dalam sebuah organisasi yaitu sekretaris.
Dahlan menegaskan bahwa sekretaris di Muhammadiyah memainkan peran penting sebagai penggerak organisasi yang menjaga kelancaran administrasi dan memastikan bahwa setiap program serta kebijakan organisasi berjalan dengan efektif.
“Sekretaris bertanggung jawab untuk mendokumentasikan keputusan, menyusun agenda, serta mengelola komunikasi internal dan eksternal Muhammadiyah. Selain itu, sekretaris juga berperan dalam merancang strategi operasional yang memungkinkan Muhammadiyah mencapai tujuan-tujuan organisasionalnya,”jelas Dahlan Saat Memberikan Amanat dalam Pembukaan Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan untuk Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) pada Kamis (14/11) di Yogyakarta.
Selain itu, Dahlan juga menjelaskan bahwa peran sekretaris tidak hanya sebagai pengelola administrasi, tetapi juga sebagai motor penggerak yang memastikan Muhammadiyah tetap adaptif, responsif, dan konsisten dengan tujuan utamanya.
Dahlan juga berpesan agar sekretaris di Muhammadiyah perlu mengenal budaya organisasi. “Penting bagi seorang sekretaris di Muhammadiyah untuk memahami budaya organisasi karena hal tersebut merupakan fondasi dalam menjalankan peran dan tanggung jawab mereka dengan efektif,”jelas Dahlan.
Budaya organisasi Muhammadiyah didasarkan pada nilai-nilai Islam, semangat pembaruan, dan komitmen untuk berkontribusi bagi masyarakat. Dengan memahami budaya ini, sekretaris dapat memastikan bahwa setiap langkah administrasi, komunikasi, dan pengelolaan yang mereka lakukan tetap sejalan dengan nilai-nilai dan misi Muhammadiyah.
Dahlan juga berpesan agar Sekretaris dalam lingkup organisasi Muhammadiyah penting memiliki kemampuan komunikasi dan menguasai Teknologi Informasi.
“Kemampuan komunikasi bagi sekretaris merupakan hal yang vital. Komunikasi yang efektif memungkinkan sekretaris untuk menyampaikan pesan, keputusan, serta kebijakan organisasi dengan jelas baik bagi internal Muhammadiyah maupun mitra eksternal, sehingga mengurangi potensi kesalahpahaman dan memperlancar pelaksanaan program,”jelas Dahlan.