MUHAMMADIYAH.OR.ID, PALEMBANG – Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, pengurus cabang dan ranting Muhammadiyah berada di urutan terdepan pintu masuk surga karena amalan yang dilakukannya.
Urutan depan yang ditempati mereka itu lantaran perjuangan yang dilakukan untuk memajukan umat dan bangsa begitu besar. Meski mereka adalah ujung tombak gerakan persyarikatan Muhammadiyah, namun sepi pemberitaan.
Hal itu disampaikan oleh Dahlan Rais pada Jumát (1/11) dalam Pembukaan CRM Award dan Rakernas Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah di Ilir Timur I, Palembang.
“Meski mereka jarang keluar di media massa, tapi saya yakin Malaikat tidak pernah lupa atas segala kebaikan itu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Dahlan Rais berpesan kepada pengurus cabang dan ranting Muhammadiyah supaya tetap istikama memajukan umat dan bangsa. Sebab segala kebaikan tidak akan pernah dilewatkan catatannya oleh Malaikat.
Merujuk Putusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Dahlan menyampaikan bahwa masjid mendapat perhatian serius. Maka diharapkan semua unsur pimpinan dari pusat sampai ranting menjadikan masjid sebagai prioritas program.
“Kita jadikan masjid itu pusat kegiatan, kita jadikan pusat pembinaan moral bangsa, sekaligus menjadi pusat pertahanan dari berbagai macam infiltrasi budaya asing yang sedemikian kuat itu,” katanya.
Dahlan Rais menambahkan, sebuah amal dapat dikatakan salih itu jika dilakukan secara kreatif, yang di dalamnya terdapat kebaruan atau novelty, jika amal dilakukan hanya secara ajeg itu amal biasa saja.
“Kreatif juga harus mengandung unsur solutif. Bagaimana yang dikerjakan itu bisa menjadi solusi atas persoalan yang ada, meskipun bertahap dan belum menyeluruh,” ungkap Dahlan Rais.
Selain itu, amal salih yang dapat menyelesaikan masalah juga harus memiliki sisi divergent atau berbeda – artinya dapat melihat sebuah masalah dari sisi berbagai sudut pandang. Amal salih juga harus bersifat produktif.
“LPCR itu memenuhi semua sarat tadi. Mereka beramal salih, kreatif – selalu ada kebaruan dan selalu ada upaya mencari solusi, melihat persoalan dari berbagai sudut pandang, dan juga produktif,” tuturnya.