MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Sukamta mengatakan bahwa untuk menjadi makmur, maka kita perlu untuk merasa berkecukupan atau bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
“Rasa syukur adalah mengakui segala nikmat dan segala bentuk rezeki yang datang itu datangnya dari Allah SWT. Kita patut menggunakan nikmat tersebut dengan cara yang sebaik-baiknya,”jelas Sukamta dalam ceramah yang bertopik “Semangat Bekerja dan Bermuhammadiyah dengan Meneladani KH. Ahmad Dahlan dan Rasulullah SAW” yang dilaksanakan pada Selasa (5/11) di Lantai Dasar Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta.
Sukamta mengatakan bahwa kita tidak tahu seberapa tebal umur kehidupan kita. Maka dari itu dalam kehidupan yang singkat ini mari kita buat buku kehidupan kita ini menjadi menarik dan mengisinya dengan kebaikan-kebaikan sehingga hal tersebut dapat kita terapkan salah satunya adalah di lingkungan tempat kita bekerja.
Dalam hal kebaikan, Rasul menyebut bahwa ada tiga pengibaratan mengenai ciri orang baik. Yang pertama adalah Orang Baik ibaratnya seperti lebah.
“Orang baik itu seperti lebah dimana lebah itu dalam mengonsumsi makanannya terbilang selektif dimana Ia hanya memakan sari bunga dan feses yang dihasilkannya berupa madu yang sangat baik bagi kesehatan,”jelas Sukamta.
Kedua, orang baik itu ibarat seperti pohon kurma dimana pohon kurma itu semua bagian tubuhnya bermanfaat.
“Maka dari itu, hendaklah kita menjadi orang yang selalu bermanfaat bagi orang lain,” terang Sukamta.
Ketiga, orang baik itu ibarat seperti emas. Suhu lebur emas yaitu 1.064°C dan itu merupakan suhu lebur paling tinggi dari sebuah logam. Maknanya adalah, jadi orang baik itu tidak mudah panas hatinya. Lalu, emas juga memiliki sifat mulia lainnya yaitu ketika dileburkan berat dan harganya akan tetap sama dimana hal tersebut tidak ditemukan di logam-logam yang lain.
“Maka dari itulah, emas dijuluki sebagai logam mulia. Sebagai manusia, maka jadilah kita seperti emas yang selalu memiliki nilai yang berharga kapanpun dan dimanapun,”ungkap Sukamta.
Nilai-nilai kebaikan yang diibaratkan oleh Rasulullah tersebut patut untuk selalu kita terapkan dalam kehidupan. Lalu, kita juga dapat mencontoh KH. Ahmad Dahlan yang dijuluki “Sang Pembaharu” dimana beliau telah membawa dampak yang besar bagi negeri ini dan mewariskan sebuah organisasi Islam yang bermanfaat bagi negeri ini dan tetap berdiri kokoh hingga saat ini yaitu Muhammadiyah.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah ini memiliki pedoman Risalah Islam Berkemajuan. Tentunya hal tersebut berkiblat dengan ajaran yang telah di ajarkan oleh Kyai Dahlan yang selalu menerapkan pemikiran yang progresif dan selalu bersemangat untuk membantu sesama dalam urusan pendidikan, kesehatan, dan sosial.
“Dengan hadirnya Islam, harus mampu menjawab berbagai persoalan di masyarakat. Maka sifat yang patut diteladani dari Kyai Dahlan ini adalah tentang keikhlasan, kepedulian sosial, dan inovasi pembaharuannya. Intinya bahwa Risalah Islam Berkemajuan mengingatkan kita untuk terus memberikan solusi atas segala persoalan di masyarakat sesuai dengan kemampuan yang kita miliki,”jelas Sukamta. (bhisma)