MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah, dalam acara Gerakan Subuh Mengaji pada Rabu (6/11) menekankan pentingnya peran mubaligh dalam menyebarkan Islam wasathiyah di tengah masyarakat yang beragam. Silaturahmi dan silatul-‘ilm, menurutnya, menjadi fondasi kuat untuk memperkokoh hubungan serta semangat bersama dalam mengkaji ayat-ayat Allah.
“Saya diberi amanat untuk menyampaikan materi berkaitan dengan peran mubaligh dalam mendakwahkan Islam wasathiyah. Sekarang banyak paham-paham yang beredar di sekeliling kita, namun sejak lahirnya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, kita sudah membawa paham Islam yang wasathiyah, Islam yang berkemajuan,” ujar Siti Aisyah.
Siti Aisyah juga menyinggung pandangan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, yang disampaikan saat Milad ke-107 ‘Aisyiyah di Solo. Menurutnya, posisi ‘Aisyiyah adalah sebagai gerakan moderat yang berdiri di tengah antara ekstremisme kiri dan kanan, khususnya dalam konteks isu-isu perempuan.
“’Aisyiyah itu berada di posisi tengahan antara paham-paham yang ekstrem, baik yang ke kiri maupun ke kanan. Di sisi kiri ada ideologi yang liberal, mungkin dibawa oleh noni-noni Belanda dengan kebebasan pergaulan mereka. Sementara itu, di sisi kanan ada perempuan-perempuan muslimah yang masih konvensional dan terbatas pada ranah rumah tangga,” jelasnya.
Dengan membawa paham wasathiyah, ‘Aisyiyah berkomitmen bahwa perempuan memiliki peran yang setara dengan laki-laki, sebagaimana ditegaskan dalam risalah “Perempuan Berkemajuan.” Dalam Al-Qur’an dan sejarah masa Rasulullah, menurutnya, peran perempuan sudah digambarkan secara jelas dan menjadi teladan bagi perjuangan perempuan di masa kini.
Siti Aisyah juga menggarisbawahi bahwa ‘Aisyiyah senantiasa mengangkat nilai-nilai dasar Islam dan menekankan historisitas peran perempuan dalam ajaran Islam. Ia menyebutkan bahwa Al-Qur’an secara eksplisit menampilkan kisah-kisah perempuan sebagai teladan bagi umat.
“Di dalam risalah Perempuan Berkemajuan, kita melihat nilai dasar Islam yang memberikan tempat bagi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan, serta sejarah para perempuan pada masa Rasulullah yang turut berperan aktif dalam masyarakat,” tambah Siti Aisyah.
Hal ini, lanjutnya, menjadi penguat bagi misi ‘Aisyiyah dalam memperjuangkan hak dan peran perempuan secara adil dan seimbang sesuai nilai-nilai Islam.