MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Abdul Mu’ti menyoroti pentingnya bahasa daerah sebagai kekuatan persatuan bangsa. Ia menekankan betapa uniknya Indonesia sebagai negara dengan keberagaman bahasa daerah yang luar biasa.
Pandangan ini ia sampaikan dalam Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung, Rabu (20/11).
“Indonesia memiliki 17.000 pulau dan 718 bahasa daerah, tetapi kita bisa bersatu sebagai sebuah bangsa. Ini sebuah mukjizat,” ungkap Abdul Mu’ti. Ia menekankan bahwa keberagaman ini bukan menjadi penghalang, melainkan modal utama untuk membangun kebangsaan yang kokoh.
Abdul Mu’ti juga menyoroti perbedaan mendasar antara Indonesia dan negara lain yang terpecah akibat keragaman internal. “Belgia, misalnya, adalah negara kecil tetapi berbentuk federal karena suku-sukunya enggan melebur. Kita, dengan 718 bahasa daerah, mampu menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tanpa meninggalkan identitas lokal,” ujarnya.
Sebagai seorang Jawa yang mencoba belajar Bahasa Sunda, ia mengajak masyarakat untuk tidak ragu mengenal bahasa daerah lain. “Saya mulai belajar Bahasa Sunda: Sawang sulna, pangestu damang. Setelah itu, saya tidak mengerti lagi. Tapi tidak ada rasa sungkan untuk belajar. Ini kekuatan yang tidak dimiliki negara lain,” lanjutnya sambil bercanda.
Pidato Abdul Mu’t Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini juga mengulas tantangan dan harapan dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menggarisbawahi pentingnya kritik yang konstruktif untuk memperbaiki berbagai persoalan bangsa.
“Kritik itu harus konstruktif, diikuti dengan solusi. Kita harus memastikan hukum ditegakkan dan setiap warga negara mendapatkan kepastian hukum,” tegasnya.
Dalam konteks pendidikan, Abdul Mu’ti mengapresiasi kontribusi Muhammadiyah. Berdasarkan data yang ia sampaikan, lebih dari 1,5 juta murid belajar di sekolah Muhammadiyah hingga tahun ajaran 2024-2025. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Muhammadiyah, seperti yang terlihat di Perguruan Muhammadiyah Antapani, menurutnya mencerminkan kualitas pendidikan yang unggul.
Tidak hanya di bidang pendidikan, kiprah Muhammadiyah di sektor kesehatan juga mendapat sorotan. “Muhammadiyah saat ini memiliki 112 rumah sakit dan banyak klinik. Di Kendal saja, PDM Muhammadiyah memiliki lima rumah sakit, sementara pemerintah hanya satu. Ini menunjukkan kemandirian Muhammadiyah,” tambahnya.
Mu’ti kemudian menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya kemandirian dan peran aktif dalam menjawab tantangan bangsa. “Kemandirian ini yang membuat Muhammadiyah menginspirasi banyak gerakan lain. Semua ini didukung oleh semangat warga persyarikatan,” ujarnya penuh keyakinan.