MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Membuka agenda Revitalisasi Arah Program Gerakan Kemasjidan dan Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah regional Jawa Timur, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq Mughni ingatkan skill mubalig selain penguasaan keilmuan yang mendalam dan luas.
Syafiq memandang, di masa sekarang mubalig dituntut memiliki kemampuan yang multi aspek, sebab tidak hanya penguasaan keilmuan yang mendalam dan meluas, melainkan juga skill baik itu cara komunikasi maupun penampilan juga menjadi bagian tidak terpisahkan yang dimiliki oleh mublig.
“Kemampuan tersebut dianggap sebagai salah satu fondasi penting dari gerakan dakwah yang diinginkan. Namun, kemampuan ini tentu saja sangat bergantung pada bakat masing-masing individu,” kata Syafiq pada Sabtu (19/10) ketika membuka acara tersebut di Kantor PWM Jawa Timur, Kota Surabaya.
Menurut Syafiq para mubalig juga perlu memperhatikan keterampilan atau skill dalam berdakwah. Kemampuan teknis dalam menyampaikan pesan, seperti intonasi suara dan cara menyampaikan materi secara sistematis, sangat penting agar pesan kita dapat dipahami dengan baik oleh para pendengar.
Meskipun niat berdakwah kita sangat baik dan wawasan kita cukup luas, jika keterampilan komunikasi kita tidak memadai, maka kita akan gagal menjadi mubaligh yang efektif.
Lebih dari itu, mubalig Muhammadiyah juga diminta untuk bersifat dan bersikap inklusif. Sikap dan sifat seperti itu didapatkan oleh mubalig melalui proses belajar yang lebih terbuka, sehingga selain bisa inklusif juga dapat merespon sesuatu secara kontekstual, dan dinamis.
“Dakwah memerlukan perluasan pengetahuan dan pergaulan yang luas. Kita tidak boleh hanya bergaul dengan orang-orang yang itu-itu saja, sehingga diskusi dan pengetahuan tentang perspektif lain menjadi terbatas. Hal ini dapat menjadi masalah bagi kegiatan tabligh kita,” tambahnya.