MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) sebelumnya berjumlah 172, kemudian pada 2024 ini menjadi 167, hal ini terjadi lantaran adanya penggabungan PTMA untuk peningkatan kualitas.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib pada Rabu (2/10) dalam agenda yang diadakan oleh Forum Rektor PTMA yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Meski PTMA mengalami penurunan jumlah, tapi angka tersebut relatif masih lebih banyak dibandingkan yang lain. Selain itu, kualitas PTMA juga kian solid, sebab ada perubahan status yang awalnya sekolah atau institut menjadi universitas.
“Kuantitasnya mungkin bisa turun, tapi kualitasnya akan terus membaik,” ungkap Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika ini.
Ketika Persyarikatan Muhammadiyah tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Namun di sisi lain Irwan melihat kurangnya perhatian atau pemihakan dari pemerintah untuk institusi pendidikan swasta, ini terjadi tidak hanya di perguruan tinggi saja.
Di sekolah-sekolah Muhammadiyah, katanya, kehilangan lebih dari 1.000 guru yang diangkat jadi guru negeri melalui program P3K, lalu tidak kembali ke sekolah Muhammadiyah karena ditempatkan di sekolah negeri.
“Dan itu yang diangkat bukan guru-guru yang baru kemarin, tapi guru-guru yang sudah matang, sehingga menjadi persoalan bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah,” katanya.
Oleh karena itu, melalui forum bertajuk “Sumbang Pemikiran Rektor PTMA untuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Rakor Forum Rektor PTMA” ini Irwan berharap yang disampaikannya bisa sampai ke Presiden Prabowo, terlebih di forum ini juga dihadiri oleh Mendag Zulhas.