MUHAMMADIYAH.OR.ID, BOGOR — Lazismu menerapkan kerangka kerja logis dalam program Kampung Berkemajuan untuk menciptakan dampak sosial yang nyata. Wakil Ketua Lazismu, Barry Aditya, menjelaskan bahwa program ini diawali dengan pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan setempat.
Menurut Barry, beberapa amil wilayah telah menjalani karantina untuk belajar menyusun kerangka kerja logis pada bulan Juli. Hasil temuan ini disusun menjadi desain program secara sistematis dan eksploratif.
Barry menambahkan, pendekatan Lazismu menekankan pentingnya partisipasi masyarakat, mirip dengan model di Baznas. Sistem ini mempermudah publikasi program kepada khalayak untuk transparansi.
“Program Kampung Berkemajuan juga menjadi media syiar dan pembelajaran bagi Muhammadiyah,” menurut Barry.
Inovasi sosial Lazismu dilakukan melalui pendekatan modalitas masyarakat yang unik di setiap lokasi. Sehingga setiap Kampung Berkemajuan memiliki ciri khas antara yang satu dengan yang lain.
Barry juga menyatakan perlunya teknologi digital untuk menyampaikan pesan yang relevan kepada Gen-Z. Lazismu bertujuan menyelamatkan generasi muda melalui inovasi sosial yang mengikuti tren zaman.
Selain kesejahteraan ekonomi, Lazismu memperkuat desa melalui program yang mengutamakan aspek kesehatan mental. Semua temuan program akan dipresentasikan oleh peserta dalam satu hari ke depan.
Direktur Lazismu Pusat, Ibnu Tsani, menegaskan pentingnya bukti empiris sebagai dasar kerangka kerja. Ibnu menjelaskan bahwa Lazismu mengadopsi metode Social Return on Investment (SROI) dalam evaluasi program.
Menurut Ibnu, SROI membantu meyakinkan donatur tentang dampak sosial program. Lazismu berhasil dalam pilar pendidikan melalui program Edutabmu yang menekankan pada kontribusi sosial.
Dengan pelatihan berkelanjutan, Lazismu berharap tahun 2025 program-programnya semakin terencana. Sinergi antara program dan penghimpunan dana terus diperkuat untuk mendapatkan dukungan publik dan perusahan.