MUHAMMADIYAH.OR.ID, SUKABUMI – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti melarang mahasiswa baru Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) menjadi mahasiswa 3K.
Mahasiswa 3K yang dimaksud oleh Abdul Mu’ti ini adalah mahasiswa yang hanya kuliah, kamar, dan kasur. Menurutnya itu tidak mencerminkan mahasiswa sebagai agen perubahan yang membawa masa depan cerah.
“Jadilah mahasiswa yang aktif, kuliah ok, jadi aktivis ok, dan punya kemampuan luar biasa. Kampus ini akan membantu anda berkembang sesuai potensi yang anda miliki,” kata Abdul Mu’ti pada (7/10) di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI).
Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini meyakinkan, apapun potensi kebaikan yang dimiliki mahasiswa, kampus Muhammadiyah mendukung mahasiswa untuk mengembangkan potensi tersebut.
Oleh karena itu, mahasiswa PTMA tidak boleh merasa rendah diri dan hati hanya karena kuliah di kampus swasta. Sebab setiap mahasiswa memiliki potensi yang unik, dan kampus Muhammadiyah siap mendukung itu.
“Karena dunia masa depan ditentukan oleh kualitas. Jika kalian tidak punya kualitas, maka anda akan amblas,” ungkapnya.
Menghadapi era disrupsi yang di dalamnya terdapat fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity), Mu’ti menyebut fenomena VUCA ini didukung karena bergesernya manusia dari konvensional ke yang serba digital.
Pada era seperti itu, manusia diguncang karena nilai-nilai maupun status quo yang selama ini dipedomani lebih-lebih moralitas terdistorsi. Akan tetapi manusia bisa tetap bertahan apabila dia memiliki agile atau kemampuan untuk bergerak dengan cepat dan mudah.
Maka diperlukan kecerdasan dalam menghadapi fenomena di era disrupsi. Tidak boleh merasa cukup hanya dengan satu kecerdasan, sebab manusia dibekali banyak kecerdasan. Oleh karena itu kampus Muhammadiyah bisa menjadi wadah untuk mengembangkan itu.