MUHAMMADIYAH.OR.ID, WAKATOBI – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman menghadiri wisuda perdana di Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Wakatobi pada Ahad (6/10).
Memulai amanatnya, dr. Agus menyampaikan bahwa wisuda perdana ini harus dicatat menjadi sejarah manis ITBM Wakatobi, bahkan jika memungkinkan untuk mencetak nama-nama wisudawan di plat tembaga dan ditempel di gedung.
Menurutnya, menjadi lulusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) tidak sama dengan lulusan dari perguruan tinggi lain, sebab di PTMA akan memiliki bekal khusus yaitu Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang aktual.
“Kita ini menjadi sarjana yang berbeda yang berkeunggulan yang memberikan kesan beda, tentu berapapun banyak sarjana di luar kita tidak takut karena memiliki keunggulan,” katanya.
Pada kesempatan ini, dr. Agus juga menyampaikan terima kasih kepada Pemda Wakatobi yang serius membangun pendidikan di daerahnya, yaitu dengan membantu proses berdirinya ITBM Wakatobi yang saat ini terakreditasi “Baik Sekali”.
Saat ini ITBM Wakatobi baru berusia lima tahun, usia yang masih sangat muda untuk menyongsong masa depan yang panjang. Maka ITBM Wakatobi diharapkan untuk menyiapkan diri, bertransformasi menjadi universitas.
“Nanti di Milad yang ke-7, proses dua tahun di Milad yang ketujuh harapannya kita sudah launching perubahan dari institut berubah menjadi universitas. Tentu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan mengawal, mendampingi,” katanya.
Wakatobi yang saat ini dikenal dunia akan keindahan lautnya, diharapkan dengan perubahannya ITBM menjadi Universitas akan menjadi daya tarik banyak orang untuk datang ke Wakatobi selain untuk berwisata juga menuntut ilmu.
Dokter Spesialis Saraf ini menjelaskan, usaha Muhammadiyah mengembangan institusi pendidikan ini tidak berorientasi pada keuntungan, melainkan sebagai jalan dakwah untuk membangun bangsa tanpa terkecuali.
Misalnya saja Universitas Muhammadiyah Maumere tidak keberatan jika mahasiswanya membayar biaya pendidikan dengan hasil bumi. Semua itu dilakukan supaya pendidikan bisa dinikmati secara merata, tidak hanya orang kaya saja.
Gerakan pencerdasan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, kata dr. Agus, telah dilakukan sejak lama bahkan sebelum Indonesia merdeka. Maka mendukung pendidikan Muhammadiyah sama dengan mencerdaskan bangsa secara keseluruhan.