MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menyampaikan akan lebih banyak mendengar aspirasi masyarakat untuk menata kebijakan pendidikan dasar dan menengah.
Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini pada Selasa (29/10) di acara salah satu televisi nasional. Mu’ti menekankan pentingnya mendalami setiap persoalan dengan cermat, tanpa mengambil keputusan tergesa-gesa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan adalah bagian dari visi “Generasi Emas 2045.” Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini mengatakan, ia kini lebih banyak mendengar aspirasi dari berbagai sudut pandang.
Sejak dilantik, ia menerima banyak masukan dan kritik terkait pendidikan. Meski beragam, semua aspirasi itu ia baca dan cermati sebagai bahan perbaikan.
Mu’ti menyadari tantangan pendidikan di Indonesia, di antaranya isu penurunan kemampuan dasar siswa.
“Beberapa laporan dan video viral memperlihatkan anak-anak mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, hingga mengenal hal-hal dasar,” katanya.
Namun demikian, Mu’ti menanggapi video tersebut dengan hati-hati, mengingat belum tentu mewakili kondisi seluruh siswa. Menurutnya, persoalan ini harus dilihat secara komprehensif, bukan diambil kesimpulan secara sepihak.
Ia mengakui adanya kelemahan dalam kemampuan literasi dan numerasi siswa yang diungkapkan dalam berbagai riset. Namun, ia menegaskan perlunya memahami akar permasalahan sebelum menentukan solusi.
Menteri yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini berharap kebijakan yang diambil akan membawa pendidikan Indonesia ke arah lebih baik. Dia ingin menghindari kebijakan yang justru membuat pendidikan mundur.
Ia juga memahami bahwa perubahan besar dalam pendidikan butuh waktu dan proses. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk bersabar dan mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Menteri Abdul Mu’ti berjanji akan mendalami persoalan pendidikan lebih lanjut dalam pekan-pekan mendatang. Upaya ini diharapkan bisa menjawab berbagai keluhan masyarakat tentang kualitas pendidikan di Indonesia.