MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kepala Museum Muhammadiyah Affan Kurniawan mengatakan bahwa museum Muhammmadiyah merupakan sebuah amanah Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk merekontruksi sejarah Muhammadiyah untuk dapat menjadi memori kolektif umat islam bagi bangsa Indonesia.
“Di Museum ini banyak hal yang bisa di dapatkan, karena museum Muhammadiyah tidak hanya sebagai ekpose tapi juga sebagai tempat penelitian, edukasi dan pariwisata,” jelas Affan pada Kamis (19/9) dalam Acara Museum Muhammadiyah Talk’s.
Sejak didirikannya pada 14 November 2022, museum Muhammadiyah terus menegakkan komitmennya sebagai sarana edukasi bagi seluruh warga dan masyarakat yang tidak hanya warga Muhammadiyah tetapi juga masyarakat umum.
Museum Muhammadiyah juga sering mendapat kunjungan dari negara luar seperti Belanda, Korea, China, Timur Tengah, Australia.
“Untuk itu Muhammadiyah selalu mendukung sirah berkemajuan pendidikan terutama di DIY yang sekaligus sebagai wisata edukasi untuk meningkatkan nilai-nilai sebagai kota sejarah, pendidikan dan kota saksi perjuangan bangsa,” jelasnya.
Berangkat dari perjuangan museum Muhammadiyah sejak tahun 2022 maka diperlukan adanya sebuah wawasan dengan dialog yang melibatkan berbagai pihak secara bersama untuk merefleksikan museum Muhammadiyah.
Ria Putri Palupilati Pegiat Museum mengatakan bahwa Museum Muhammadiyah tidak hanya menyimpan benda kuno tetapi juga menghubungkan value sampai ke akar rumput.
”Muhammadiyah menjadikan spirit sejarah masa lalu sebagai bahan untuk belajar, karena perjuangan Muhammadiyah bisa memberi manfaat bagi masyarakat hingga saat ini,” jelas Ria.
Ria berharap di setiap lantai museum Muhammadiyah ini bisa memberikan arti tertentu dengan semua panca indra yang dapat dirasakan.
”Ketika beragam media bisa kita tangkap dengan panca indra kita, maka kita bisa ingat bagaimana spirit dari tokoh Muhammadiyah, yang kemudian bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari hari,” tutupnya. (nola)