MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas menekankan peran penting Tafsir At-Tanwir dalam membangkitkan kemajuan Islam melalui etos ibadah, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan.
“Tafsir at-Tanwir pada awalnya mengagas etos ibadah, ekonomi, sosial, ilmu pengetahua. Empat etos ini diharapkan mampu membangkitkan kemajuan manusia seluruh dunia, terutama bagi kaum muslimin,” ucap Hamim dalam acara Pembukaan Halaqah Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah pada Jumat (20/09), di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Menurut Hamim Ilyas, keempat etos ini diharapkan mampu mendorong umat Islam untuk mencapai kemajuan yang tidak hanya material tetapi juga spiritual. Ia menegaskan bahwa kemajuan yang ingin dicapai umat Islam melalui Tafsir at-Tanwir adalah kemajuan yang tetap mempertahankan nilai-nilai spiritualitas.
“Peradaban Islam yang ingin kita bangkitkan adalah peradaban yang tidak hanya modern, tetapi juga melampaui peradaban modern saat ini,” jelasnya.
Salah satu tujuan utama dari Tafsir at-Tanwir adalah kesejahteraan umat, yang diyakini menjadi pangkal dari kedamaian dan kebahagiaan. Hamim Ilyas menekankan bahwa jika kemajuan Islam bisa dirasakan secara global, kebijakan internasional, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), akan memiliki pengaruh yang lebih besar dan membawa dampak positif bagi umat manusia.
Hamim Ilyas juga menyoroti ciri khas Tafsir at-Tanwir yang tidak sekadar mengikuti tafsir-tafsir klasik. “Tafsir ini mengusung keberanjakan, yakni langkah nyata untuk mewujudkan kesejahteraan,” ujarnya.
Hamim menjelaskan bahwa konsep “shirath al-mustaqim” atau jalan yang lurus dalam Islam diartikan sebagai jalan yang cepat dan jelas menuju tujuan, yakni mencapai ni’mah, keadaan baik di seluruh aspek kehidupan. Tafsir at-Tanwir berusaha mengarahkan umat Islam menuju kondisi ini dengan pendekatan yang lebih progresif.
Hamim Ilyas menyampaikan apresiasinya atas perhatian dan partisipasi seluruh hadirin yang hadir, seraya berharap Tafsir at-Tanwir bisa menjadi inspirasi dalam menghidupkan kembali kejayaan peradaban Islam di masa depan.
Acara halaqah ini juga diisi dengan presentasi dari para mufasir yang mengupas beragam tema tafsir. Piet Hizbullah Khaidir memulai dengan memaparkan Persaksian Sebagai Komitmen Membangun Peradaban Maju (Tafsir Surah al-An’am ayat 19‒21). Dilanjutkan oleh Sutrisno Hadi yang membahas Argumen Kerasulan Nabi Muhammad Saw (Tafsir Surah al-An’am ayat 57‒67) serta Sikap Nabi terhadap Orang-Orang yang Menentang (Tafsir Surah al-An’am ayat 68‒73).
Sesi berikutnya dipresentasikan oleh Alimatul Qibtiyah yang menyoroti Etos Moral Pertanggungjawaban (Tafsir Surah al-An’am ayat 94). Muh. Zuhri juga memberikan pandangannya tentang Etos Anti Ideologi yang Mendegradasikan Kehidupan serta pentingnya Pengembangan Kreativitas dan Produktivitas (Tafsir Surah al-An’am ayat 101‒103).
Khoiruddin Bashori dalam sesi berikutnya membahas Etos Hubungan Resiprosikal (Tafsir Surah al-An’am ayat 108‒110 dan 111‒113), diikuti oleh Ustadi Hamsah dengan tema Membangun Keberagamaan Positif (Tafsir Surah al-An’am ayat 158‒165). Sesi tafsir lainnya juga menghadirkan Isman yang s membahas berbagai isu kontemporer melalui Tafsir Surah al-A’raf dan al-Anfal, termasuk Mengatasi Kekerdilan dengan Takwa dan Iman (Tafsir Surah al-A’raf ayat 153‒156) dan Memperkuat Mental Pemberani (Tafsir Surah al-Anfal ayat 15‒19).