MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Di acara Pelantikan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pesan untuk memajukan UMJ sebagai kampus pertama milik Persyarikatan Muhammadiyah.
UMJ bisa dikatakan sebagai pionir Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang saat ini berjumlah 167 di seluruh Indonesia dan satu di Malaysia. Oleh karena itu, Abdul Mu’ti ingatkan sebagai PTMA pertama jangan sampai tertinggal, melainkan harus paling depan.
“Spirit ini yang harus dilaksanakan bersama-sama. Jangan sampai UMJ dari predikat kampus pertama Muhammadiyah menjadi kampus yang tertinggal,” kata Mu’ti dalam amanat yang diselenggarakan di Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMJ pada (10/9).
Saat ini UMJ menjadi satu di antara 12 PTMA yang sudah terakreditasi Institusi Unggul. Oleh karena itu, Abdul Mu’ti menekankan supaya UMJ tidak puas diri dengan capaian Unggul itu, tapi harus mampu meraih akreditas Unggul untuk periode-periode selanjutnya.
Sebagai PTMA pertama, UMJ diminta oleh Abdul Mu’ti untuk melakukan perubahan menjadi good university governance. Seluruh civitas akademika di UMJ dari tingkat univeritas sampai fakultas perlu mencapai tata kelola yang unggul dan berkemajuan, sebagai bentuk nyata atas perubahan.
“Kita harus melakukan perubahan, tidak perlu besar – kecil tapi bermakna itu lebih baik,” pesan Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini.
Menurutnya, good university governance bisa menjadi legasi atau warisan dari pimpinan saat ini untuk kepemimpinan di masa mendatang. Jangan sampai sebuah kepemimpinan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) meninggalkan warisan buruk ke periode selanjutnya.
Hal itu direspon baik oleh Rektor UMJ, Ma’mun Murod Al Barbasy menyampaikan bahwa saat ini meski UMJ sudah terakreditasi Institusi Unggul, namun masih terus berbenah dan meningkatkan diri di berbagai sisi untuk memberikan pelayanan maksimal.
Ma’mun Murod juga memotivasi civitas akademika UMJ supaya bercermin dengan semangat yang dimiliki oleh Kiai Ahmad Dahlan sebagai Pendiri Muhammadiyah. Perjuangan yang dilakukan oleh Kiai Dahlan tidaklah mudah, penuh lika-liku, dan tantangan yang mungkin saat ini tidak sama.
“Lihat Kiai Ahmad Dahlan agar spiritinya sampai ke jiwa kita karena ia membangun Muhammadiyah hingga berdarah-darah. Oleh karena itu harus menghadirkan spirit itu,” katanya.