MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sejumlah tokoh lintas agama dan sastrawan ikuti Malam Gembira Puisi Merdeka di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jl, Menteng Raya, Jakarta Pusat pada Jumat (30/8).
Memulai tampilan urutan pembacaan puisi adalah Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Namun berbeda, Mu’ti pada malam itu bukan membaca puisi melainkan membaca Pembukaan UUD 1945.
“Pembukaan, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan,” tutur Mu’ti.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang membahagiakan dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Abdul Mu’ti membaca pembukaan UUD 1945 melalui gawainya dari awal sampai akhir dengan khidmat dan penuh penghayatan. Meski mengenakan baju batik warna dominan hijau lengan panjang, Mu’ti terlihat santai dengan lengan baju dilipat seperempat.
“Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Mu’ti menutup monolognya.
Dalam acara yang dihadiri tokoh lintas ormas, agama, dan sastrawan ini Mu’ti me-mention Ketua Lakpesdam PBNU, Ulil Abshar Abdallah atau Gus Ulil dengan kelakar jika di NU ada Gus, maka di Muhammadiyah anak Kiai dipanggil Guys.
“Bedanya Muhammadiyah sama NU itu kalau anak NU itu disebutnya Gus, kalau anak Muhammadiyah dipanggilnya Guys,” cletuk Mu’ti disambut tawa peserta yang hadir malam itu.
Terkait dengan alasannya membaca Pembukaan UUD 1945, Abdul Mu’ti berharap itu bisa menjadikan Indonesia melangkah semakin pasti dalam kemajuan, menuju cita-cita kemerdekaannya.
Tercatat hadir pada malam itu Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib, Sekretaris PP Muhammadiyah Izzul Muslimin, Gus Ulil, perwakilan dari Konghucu, PGI, Waligereja Indonesia, Persatuan Umat Budha Indonesia, Rektor UMJ dan UHAMKA, Sastrawan Sutardji Calzoum Bachri, Jose Rizal Manua, dan Kiai Cepu.