MUHAMMADIYAH.OR.ID, RIAU – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saad Ibrahim mengungkapkan bahwa Muhammadiyah dalam menjalankan peran pendidikannya tidak memandang suku, agama dan ras.
Misi pendidikan Muhammadiyah yakni memberi manfaat untuk semua. Saad mencontohkan universitas Muhammadiyah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mayoritas mahasiswanya adalah non-muslim.
”Ini juga kewajiban agama kita untuk memperlakukan saudara-saudara kita yang tidak seagama dengan memberikan pendidikan yang layak. Muhammadiyah dalam memilih mahasiswa tidak melihat dari suku, agama, dan ras apa, karena kita (Muhammadiyah) bagian dari bangsa Indonesia,” jelas Saad dalam Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) pada Rabu (18/9).
Saad berpesan kepada mahasiswa baru UMRI untuk aktif berorganisasi ketika berada di bangku perkuliahan.
“Dengan berorganisasi anda dapat belajar menjadi pemimpin dan memiliki tanggung jawab, itu salah satu kunci sukses di masa depan. Karena para pemimpin yang ada saat ini memulai belajar mejadi pemimpin dari berorganisasi, maka insyaallah dengan seperti itu kalian juga bisa menjadi pemimpin di masa depan,” ucap Saad.
Selain itu, Saad juga berpesan agar ketika di ruang kelas, para mahasiswa tidak takut untuk duduk di baris depan.
”Usahakan ketika di kelas duduk yang paling depan, karena dengan membiasakan duduk di depan sama halnya membangun jwa kepemimpinan. Dan dengan demikian pikiran akan semakin hidup,” jelas Saad.
Saad juga menanamkan rasa percaya diri kepada mahasiswa bahwa pilihan untuk belajar ke Universitas Muhammadiyah merupakan pilihan yang tepat.
”Cendekiawan dari Boston yakni Robert Hifner dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pendidikan islam yang terbaik yaitu pendidikan yang dilakukan oleh Muhammadiyah,” tegas Saad. (nola)