MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) diharapkan untuk memajukan sains dan teknologi, khususnya di tengah-tengah umat Islam.
Harapan tersebut disampaikan oleh Dewan Pakar Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Amin Abdullah pada Kamis (26/9) dalam Kajian Kamisan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Menurut Amin Abdullah, harapan itu datang dari banyak pihak, sebab saat ini sains dan teknologi di dunia Islam tertinggal jauh dibandingkan dari agama-agama lain, seperti Yahudi dan Kristen.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mendedahkan, Yahudi dengan pemeluk agama tidak lebih dari 0,2 persen dari penduduk di dunia berhasil memperoleh 201 atau 22,5 persen Penganugerahan Nobel.
Sementara umat Kristen berhasil meraih Penghargaan Nobel sebesar 65,4 persen, dari total 901 Nobel, atau 427 orang. Sedangkan muslim dengan jumlah pengikut sebanyak 1,5 juta jiwa, hanya mendapatkan 12 Penghargaan Nobel atau sekitar 1,4 persen.
“Saya kira kita Muhammadiyah sebagai gerakan modernis Islam Indonesia, perlu juga untuk mengagendakan ini. Saya kira Majelis Dikti dan Litbang itu, karena Litbang ada penelitian dan pengembangan,” katanya.
Oleh karena itu Amin Abdullah mendorong PTMA agar mengagendakan terwujudnya semakin banyak ilmuwan muslim yang berkontribusi pada sains dan teknologi modern.
Padahal Islam merupakan agama yang mendukung sains dan teknologi. Maka dalam usaha menambah jumlah ilmuan Islam modern, diperlukan integrasi ilmu melalui pendekatan multi, inter, dan transdisiplin.
Diharapkan dari itu akan membekali para cendekiawan muslim dengan ilmu, sehingga mereka memiliki pandangan utuh, luas, dan mendalam. Pandangan mereka diasah melalui keilmuan dan ketajaman hati nurani.