إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّين. اما بعد
قال الله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُّسْلِمُونَ . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Ma’asyiral Mukminin Rahimakumullah.
Pemuda merupakan bagian dari sentral gerakan peradaban, pemuda adalah simbol dari perubahan. Namun bukan semata perubahan,lebih tegasnya adalah perubahan yang berdasarkan kecemerlangan akal pikiran dan semangat juang yang berkobar bak api yang membara.
Bila kita menilik pemuda di dalam Al-Our’an dan Hadits, maka sekurang-kurangnya terdapat empat term yang dapat dirujuk:
Pertama, Nabi Yusuf seorang pemuda tampan yang memikat seorang istri raja (imra’ah al-aziz) dalam Qs Yusuf ayat 30. Kedua, seorang pemuda yang menemani Musa dalam perjalanannya, dalam literatur tafsir, disebutkan bahwa pemuda itu bernama Yusya’. Keterangan ini terdapat di dalam Qs Al-Kahfi ayat 60-62.
Ketiga, Nabi Ibrahim sebagai pemuda yang digambarkan pemberani dalam mengungkapkan kebenaran, keterangan ini disebutkan dalam Qs Al-Anbiya’ ayat 60. Kemudian terakhir adalah, Pemuda Kahfi yang melindungi diri dari kediktatoran raja demi mempertahankan keimanan mereka, keterangan ini terdapat dalam Qs Al-Kahfi ayat 13.
Selain dapat ditemukkan dalam Al-Our’an, term pemuda juga terdapat di dalam literatur hadits. Pemuda-pemuda yang disinggung dalam literatur hadits memuat pesan tentang perintah Nabi untuk menyegerakan nikah bagi mereka yang telah diberikan oleh Allah kemampuan untuk menghidupi rumah tangga.
Rasul Saw bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan, maka kawinlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak nafsu,” (HR Bukhari Muslim).
Pada keterangan tersebut, kita dapat melihat sekalipun pemuda memiliki karakteristik yang sangat cemerlang, akan tetapi, pemuda juga memiliki tantangan untuk bisa mengontrol dirinya. Salah satu yang paling ditekankan ialah dorongan hawa nafsunya yang begitu besar.
Maka pemuda harus bisa menjaga dirinya, dari perbuatan-perbuatan yang dapat menjerumuskannya pada lubang kesengsaraan.
Sebagaimana nasihat Nabi Muhamad saw kepada Ibn Abbas untuk memanfaatkan dan mempergunakan masa mudanya, sebelum datang masa tua, syabaka gabla haramika.
Keempat kualitas tersebut dapat kita rujuk pada karakter-karater pemuda sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebelumnya.
Empat kualitas khas yang dimiliki seorang pemuda, antara lain:
- Gairah dan kharisma yang begitu segar,
- Semangat dan daya juang yang masih bergelora,
- Keteguhan memegang prinsip, kemudian,
- Kecerdasan dan daya kritis yang tajam.
Keempat kualitas ini hendaknya digunakan pemuda untuk mendedikasikan dirinya pada peribadatan kepada Allah.
Rasulullah Saw bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ: اَلرِّيَاءُ
”Sesungguhnya hal yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil, yaitu ‘ar-riya’.” (HR Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-Baihagi).
Oleh karenanya pemuda Islam harus berpegang teguh pada orientasinya kepada Allah semata.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبيرُ
أَشْهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
أَللهُمَّ صَلَّ وَسَلّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
ثُمَّ اِعْلَمُوْا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَمَلَائِكَتِهِ قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) ،
اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِينَ ، الْأَئِمَّةِ المَهْدِييْنَ ، أَبِي بَكْرٍ ، وَعُمَرَ ، وَعُثْمَانَ ، وَعَلِي ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِينَ ، وَأَذِلَّ الشَّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ ، وَدَمِرْ أَعْدَاءَ الدِّينَ ، وَجَعَلَ هَذَا البَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنَّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِينَ ،
اللَّهُمَّ احْفَظْ عَلَيْنَا أَمْنَنَا وَإِيْمَانَنَا وَاسْتِقْرَارَنَا فِي أَوْطَائِنَا وَأَصْلِحْ سُلْطَانَنَا وَأَصْلِحْ ولَاةَ أُمُوْرِنَا ،
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي دُوَرِنَا وَأَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَأَخْرِجُهُمْ مِنْ هَذَا الضَّيْقِ وَالشَّدَّةِ بِفَرَجِ عَاجِلِ قَرِيبٍ ،
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ عِبَادَ الله ،إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ،
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ، فَاذْكُرُوا اللَّهَ يَذْكُرُكُمْ ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرَ ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Ihsan Nursidik, M.Ag.
Pengajar di Pondok Pesantren Darul Arqam Garut.
Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 23/108, 1-15 Desember 2023.