MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kesehatan mental bagi usia remaja pada saat ini memerlukan penanganan yang lebih intensif. Berdasarkan data dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menyebut bahwa sekitar 5% mahasiswa di wilayah DIY mengalami depresi dan gangguan psikologis.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadikan hal tersebut sebagai perhatian serius, dengan menyediakan sistem penanganan yang terintegrasi dan profesional di lingkungan kampus.
Informasi tersebut disampaikan oleh Rektor UMY, Gunawan Budiyanto pada orang tua mahasiswa baru UMY Tahun ajaran 2024/2025 dalam acara Silaturahmi Orang Tua/Wali pada Sabtu (21/9) yang bertepatan di sportorium UMY. Gunawan menegaskan bahwa UMY menerapkan kebijakan “zero tolerance” terhadap perundungan serta segala bentuk kekerasan, baik secara fisik maupun psikis.
“Permasalahan kesehatan mental mahasiswa perlu mendapat perhatian lebih besar. Perguruan tinggi dan orang tua perlu bersinergi untuk melindungi dan memantau mahasiswa, sebab gangguan mental dapat berujung pada kasus bunuh diri,” ungkap gunawan
Lalu, Gunawan menambahkan bahwa saat ini UMY telah menyediakan sistem penanganan yang terintegrasi dan profesional di lingkungan kampus. Serta, Rektor dan Guru Besar UMY tersebut menyebut bahwa saat ini UMY telah menambah jumlah tenaga kesehatan mental hingga sepuluh psikolog dan psikiater sebagai langkah antisipasi. Maka dari itu, UMY menekankan pentingnya edukasi dan pencegahan sejak awal masa perkuliahan.
Lebih lanjut, Wakil rektor bidang kemahasiswaan, Alumni, dan AIK, Faris Al-Fadhat menambahkan bahwa UMY juga menyediakan program “Konselor Sebaya” sebagai langkah awal bagi mahasiswa yang merasa lebih nyaman berbicara dengan teman sebaya sebelum beralih ke psikolog profesional.
“Program Konselor Sebaya hadir sebagai tempat pertama bagi mereka yang ingin bercerita kepada teman sebaya, namun tetap berada di bawa pengawasan psikolog UMY. Permasalahan mental yang ringan akan ditangani oleh konselor, sedangkan masalah berat akan dirujuk ke psikoloh profesional,” jelas Faris.
Layanan kesehatan mental untuk mahasiswa ini disediakan UMY secara gratis di lingkungan kampus. UMY juga membuka hotline pengaduan bagi mahasiswa apabila terdapat masalah perundungan antau masalah psikologis.
Peran aktif antara pihak kampus, mahasiswa dan orang tua sangat diperlukan dalam mengadapi masalah ini. Faris mendorong mahasiswa untuk turut aktif mengikuti berbagai kegiatan yang telah disediakan universitas seperti organisasi dan kegiatan mahasiswa sebagai salah satu langkah dalam mengurangi permasalahan kesehatan mental, kekerasan, dan perundungan.
Agenda Silaturahmi Orang Tua/Wali tahun 2024 ini dihadiri sekitar 3500 orang tua/wali mahasiswa baru UMY. Agenda ini bertujuan sebagai acara penyambutan bagi para orang tua di UMY, sekaligus sarana untuk mengenalkan fasilitas dan program yang dimiliki UMY kepada orang tua dan 5.377 mahasiswa baru. Diharapkan dengan adanya agenda semacam ini dapat mempererat sinergi antara pihak universitas, orang tua, dan mahasiswa untuk mengatasi berbagai permasalahan di lingkungan kampus. (bhisma)