MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah mendapat dukungan penuh dari Kemenkes dalam pembukaan Fakultas Kedokteran (FK) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) sebab memiliki semangat yang sama.
Hal itu disebutkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-33 Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Rabu (4/9) di Hall Masjid Siti Walidah.
Kesamaan semangat antara Muhammadiyah dengan Kemenkes itu adalah semangat untuk menambal kekurangan tenaga dokter dan dokter spesialis di Indonesia, yang persentasenya tidak seimbang dengan jumlah penduduk.
“Jumlah dokter dan dokter spesialis sangat kurang di Indonesia, dan Muhammadiyah-’Aisyiyah berkontribusi untuk itu. Itu rasionalitas beliau (Menkes, Budi Gunadi Sadikin) mendukung kita,” tutur Haedar.
Oleh karena itu Haedar pada pertemuan ini menyampaikan terima kasih kepada Kemenkes atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Muhammadiyah. Dia berharap hubungan baik ini terus dapat dijaga dan dirawat.
Sementara itu, terkait dengan pertanyaan Menkes Budi Gunadi, tentang perkembangan Muhammadiyah yang terus berlangsung, Haedar menyebut di Muhammadiyah banyak etos untuk bermanfaat yang jika diperas itu adalah Etos Berkemajuan.
“Pertumbuhan yang terus berlangsung karena ada etos berkemajuan yang sudah mendarah daging di Muhammadiyah. Bahkan bukan hanya dalam sistem, tetapi juga dalam diri orang-orangnya,” katanya.
Etos Berkemajuan yang mendarah daging di Muhammadiyah itu lahir dari semangat Islam, yang diinterpretasikan oleh Kiai Ahmad Dahlan secara khas atau distingtif. Sebab dari interpretasi tersebut lahir gerakan pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.
Tidak hanya menjadi pelopor gerakan kesehatan, tapi Muhammadiyah melalui Kiai Dahlan juga melakukan perombakan model pendidikan yang dikotomis menjadi pendidikan Islam modern yang integratif – perpaduan iman dan kemajuan.
Bahkan etos yang dibangun oleh Kiai Dahlan yaitu “sedikit bicara banyak bekerja”, menurut Haedar sudah mengalami kristalisasi dalam setiap diri warga Muhammadiyah – karakter maju dan etos beramal itu tidak hanya pada sistem.