MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDOARJO – Orientasi gerakan Muhammadiyah adalah dakwah bukan politik, oleh karena itu persepsi gerakan yang dibangun adalah merangkul sebanyak-banyaknya bukan memecah.
Pesan itu disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Izzul Muslimin dalam Rapat Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang, Sidoarjo yang diselenggarakan pada tanggal 21 sampai 22 September 2024 di Mojokerto.
Izzul menjelaskan sebagai gerakan dakwah tentu berbeda langgam gerakannya dengan partai politik. Oleh karena itu Muhammadiyah dakwahnya senantiasa merangkul, akan tetapi tidak oportunis.
“Prinsip nilai yang menjadi pegangan hidup adalah bahwa tujuan kita adalah membawa kebaikan bersama. Dalam hal ini kita mengacu pada kebijakan Muhammadiyah, prinsip Muhammadiyah selalu merangkul, tetapi bukan oportunis,” katanya.
Prinsip dakwah yang dijadikan pedoman oleh Muhammadiyah adalah inklusif, artinya gerakannya tidak hanya merangkul sesama muslim, tapi juga untuk non-muslim untuk memajukan dan mencerahkan semua.
Gerakan inklusif, kata Izzul, menunjukkan dakwah Muhammadiyah bukan untuk kepentingan oportunisme, melainkan untuk mengajak sebanyak mungkin orang menuju kebaikan bersama.
Sikap tersebut menurutnya memberikan ruang kepada Muhammadiyah untuk bekerja sama dan menjalin hubungan dengan siapapun, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai utama sebagai garis haluan organisasi.
“Sehingga tidak ada alasan untuk memusuhi Muhammadiyah. Memang yang namanya musuh itu selalu ada, sebaik apapun pasti ada yang tidak suka,” tutur Izzul Muslimin.
Meski demikian, masih ada beberapa yang belum bisa atau memusuhi gerakan Muhammadiyah, akan tetapi tidak lantas kemudian Persyarikatan Muhammadiyah memandang dan menjadikan mereka sebagai musuh.