MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ruang publik dipenuhi perbincangan tentang model kepemimpinan yang minta serba dilayani dan didahulukan. Oleh karena itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti ajak mereka belajar ke Nabi Muhammad SAW.
Menurut Mu’ti model kepemimpinan yang melayani dapat ditemukan dalam profil diri Nabi Muhammad SAW. Sebab meski sebagai seorang pemimpin agung, namun Muhammad SAW tetap hidup bersahaja, oleh karena itu Nabi Muhammad SAW ini menjadi teladan pertama seorang pemimpin.
Merujuk Kitab Al Barzanji di Bab 18, Mu’ti menceritakan Nabi Muhammad adalah sosok sederhana dan pemalu. Bahkan Nabi Muhammad kerap menjahit pakaiannya sendiri yang robek, termasuk juga memperbaiki sendiri alas kakinya yang rusak.
“Kemudian sangat menghormati tamunya, dan memilih kalau berjalan itu tidak di depan, tapi cenderung untuk di tengah atau belakang. Dan berbagai cara lain yang menggambarkan betapa beliau itu menyatu,” kata Mu’ti pada Jum’at (13/9) dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah.
Belajar tentang kepemimpinan yang melayani menurut Mu’ti juga dapat ditemukan dalam profil diri Umar bin Khattab. Khalifah kedua umat Islam itu sering melakukan blusukan ke perkampungan, dan ketika melihat ada keluarga yang mengalami kesusahan akan dibantu.
Meski telah membantu umatnya, namun Umar bin Khattab tetap saja mendapatkan kritik, namun dia tidak lantas marah. Seperti kisah Umar dengan seorang ibu yang kelaparan bersama keluarganya, yang kemudian diberi gandum oleh Umar, namun ibu itu tidak sadar dan tetap mengkritik sosok khalifah kedua umat Islam itu.
Sementara itu dalam konteks Muhammadiyah, sosok pemimpin yang melayani dapat dipelajari dari profil Kiai Ahmad Dahlan. Sosok pendiri Muhammadiyah ini memiliki jiwa pengkhidmatan yang sangat tinggi. Sampai harta benda yang dimiliki dijual untuk kepentingan Muhammadiyah.
“Alih-alih mengambil sesuatu yang bukan haknya, beliau justru memberikan sesuatu yang menjadi haknya untuk kepentingan gerakan dakwah Muhammadiyah dan organisasi,” katanya.
Abdul Mu’ti menyebut, sebenarnya banyak sosok pemimpin yang dapat dijadikan sebagai teladan untuk menjadi pemimpin yang melayani. Sebab di beberapa kesempatan juga ada pemimpin yang elite, tapi mereka tidak elitis. Sebagai pemimpin mereka memiliki humility dan humble.
“Yang dengan itu dia bisa tampil apa adanya, tampil biasa-biasa saja, tapi memiliki kemampuan menggerakkan yang luar biasa,” katanya.