MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Didik Suhardi berharap siswa menjadikan sekolah Muhammadiyah sebagai laboratorium kehidupan.
Harapan itu disampaikan Didik dalam Forum Group Discussion (FGD) “Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan Muhammadiyah (KSPM) Integrasi Kurikulum ISMUBA ke dalam Kurikulum Nasional” pada (25-26/8) di Kantor PP Muhammadiyah, di Jakarta.
Sekolah Muhammadiyah sebagai laboratorium kehidupan, Didik berharap peserta didik belajar menjadi wirausahawan, sehingga setelah lulus tidak menjadi pencari kerja, melainkan sebagai penyedia lapangan kerja.
“Siswa harus lebih banyak belajar secara bermakna dengan memperbanyak aktivitas, sekaligus menjadikan sekolah sebagai laboratorium kehidupan,” jelas Didik.
Didik menambahkan, hal itu sebagai langkah dukungan untuk menciptakan Indonesia Emas 2045 mendatang. Indonesia Emas merupakan targetan besar yang ditentukan oleh pemerintah dalam menyambut 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, dia menekankan melalui FGD ini dapat diimplementasikan Kurikulum ISMUBA ke kurikulum nasional. Sebab dalam menghadapi tantangan global, dibutuhkan integrasi pendidikan yang komprehensif bagi peserta didik.
Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Iwan Junaedi bahwa tujuan utama diadakan FGD ini untuk integrasi ISMUBA sebagai karakter utama sekolah Muhammadiyah.
“Kegiatan ini diharapkan menghasilkan lulusan berkemajuan dengan etos pembelajar sepanjang hayat, mampu menjawab kebutuhan zaman, dan memiliki tata kelola pendidikan yang unggul, berdaya saing global, serta inklusif,” ujar Iwan.
Salah satu hasil penting dari FGD ini adalah pembentukan tim fasilitator yang terdiri dari para pimpinan Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah. Tim ini nantinya akan bertindak sebagai pelatih utama (TOT) untuk mengimplementasikan kurikulum ini di seluruh satuan pendidikan Muhammadiyah.