Sabtu, 5 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Peran Majalah Suara Muhammadiyah di Era Pra Kemerdekaan

by ilham
11 bulan ago
in Artikel, Berita
Reading Time: 3 mins read
A A
Peran Majalah Suara Muhammadiyah di Era Pra Kemerdekaan

Sejak didirikan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menegaskan dirinya sebagai gerakan literasi yang berkomitmen pada pencerahan. KH. Ahmad Dahlan membawa misi mulia untuk meningkatkan kecerdasan umat dan mengejar ketertinggalan yang melanda masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah mengadopsi sistem pendidikan ala Belanda, namun dengan modifikasi agar selaras dengan nilai-nilai dan kepentingan Islam.

Tidak hanya berfokus pada pendidikan, Muhammadiyah juga membangun gerakan keilmuan melalui pendirian Bahagian Taman Pustaka. Bagian inilah yang menjadi garda depan dalam mengembangkan tradisi literasi di kalangan umat Islam. Melalui Bahagian Taman Pustaka, Muhammadiyah memelopori penerbitan majalah Suara Muhammadiyah pada tahun 1915. Hal ini dinilai sebagai sebuah langkah berani di tengah kondisi masyarakat yang mayoritas masih buta huruf.

Jauh sebelum lahirnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928, Suara Muhammadiyah sudah mendeklarasikan penggunaan bahasa Indonesia (Melayu) dan istilah “Indonesia” pada tahun 1923. Melalui majalah ini, Muhammadiyah berperan penting dalam membangun kesadaran berbangsa. Singkatnya, Muhammadiyah membangun nasionalisme melalui pendekatan bahasa. Hal ini menunjukkan bagaimana media seperti Suara Muhammadiyah—walaupun bernuansa dakwah dan keagamaan—juga memiliki spirit kebangsaan dan keindonesiaan yang holistik.

Di sinilah letak pentingnya peran Muhammadiyah dalam membangun jembatan komunikasi melalui bahasa Indonesia. Suara Muhammadiyah menjadi salah satu pelopor dalam mengkoneksikan antarindividu di seluruh nusantara, membangun jembatan komunikasi yang dapat dimengerti oleh semua kalangan, sehingga bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa. Melalui media ini, Muhammadiyah tidak hanya menyebarkan nilai-nilai Islam, tetapi juga memperkuat rasa kebangsaan dan memperjuangkan keindonesiaan yang inklusif.

MateriTerkait

Dua Emas untuk Indonesia! Aksi Heroik Mahasiswa Unismuh Palu di Ajang Internasional WPFG 2025

Muhammadiyah Rancang Pemikiran Hukum Kontekstual Berbasis Manhaj Tarjih untuk Implementasi di PTMA

Pengkaderan Memegang Peran Penting dalam Keberlangsungan Organisasi

Muhammadiyah juga melawan penjajahan dengan cara-cara yang lebih halus dan berkelanjutan. Karenanya, selain membangun kesadaran berbangsa, Muhammadiyah melalui Suara Muhammadiyah secara tidak langsung melakukan proses dekolonisasi, yaitu membebaskan diri dari dominasi budaya kolonial dan membangun identitas literasi yang mandiri. Tradisi literasi yang dibangun Muhammadiyah bukan hanya sekadar mencerdaskan bangsa, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan moral dan intelektual terhadap penjajahan.

Edisi tahun 1922 dari Suara Muhammadiyah memuat tulisan tentang “Islam sebagai Agama Nalar.” Konten ini tidak hanya menyebarkan ide-ide kemajuan tetapi juga menyajikan narasi tandingan terhadap wacana kolonial yang saat itu mendominasi. Di tengah pandangan kolonial yang menganggap agama sebagai sekadar ibadah personal tanpa kaitan dengan misi pencerahan intelektual, artikel ini muncul sebagai suara berbeda, mengangkat Islam sebagai inspirasi bagi kemajuan peradaban.

Pada masa itu, definisi tentang agama dipengaruhi kuat oleh pemikiran Edward Burnett Tylor (1832-1917) dan James George Frazer (1854-1941), dua antropolog terkemuka yang berpendapat bahwa agama berasal dari animisme atau kepercayaan pada arwah. Agama bagi mereka merupakan kepercayaan terhadap hal-hal takhayul-magis yang samasekali tidak masuk akal. Mereka memprediksi bahwa seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia akan meninggalkan agama dan sepenuhnya beralih kepada sains.

Tidak jarang para penjajah menggunakan pemikiran Tylor dan Frazer sebagai justifikasi untuk melakukan pendudukan. Bagi mereka, penjajahan dilakukan untuk mendorong rakyat pribumi mengalami “kemajuan” dengan meninggalkan keyakinan tradisional dan beralih pada rasionalitas ala Barat. Dalam pandangan kolonial, misi ini dianggap sebagai tanggung jawab moral untuk “membebaskan” bangsa-bangsa terjajah dari belenggu takhayul, yang mereka anggap sebagai hambatan bagi perkembangan sosial dan intelektual.

Namun, Muhammadiyah melalui artikel “Islam sebagai Agama Nalar” justru menegaskan bahwa Islam, jauh dari prediksi Tylor dan Frazer, adalah sumber utama inspirasi kemajuan. Berbeda dengan kolonial, bagi Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang justru menunjunjung tinggi akal. Dalam konteks ini, perjuangan Muhammadiyah melalui Suara Muhammadiyah tidak terletak pada konfrontasi fisik melawan penjajah, melainkan pada upaya reformasi moral dan intelektual.

Sikap Muhammadiyah yang lebih memilih untuk tidak berkonfrontasi langsung dengan Belanda sering kali disalahpahami oleh beberapa kelompok pergerakan lainnya. Dari sudut pandang kolonial, Muhammadiyah tidak dianggap sebagai ancaman potensial terhadap rezim kolonial Belanda. Bahkan, Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi resmi yang diakui oleh pemerintahan Belanda. Status ini jarang dimiliki oleh organisasi pergerakan pribumi pada masa itu.

Sebaliknya, dari sudut pandang para pejuang pribumi, sikap Muhammadiyah ini sering kali dicurigai. Mereka menuduh Muhammadiyah bekerja sama dengan rezim kolonial, terutama karena penggunaan aksesori Barat dalam kegiatan belajar mengajar dan berbagai aktivitas lainnya. Bahkan KH Ahmad Dahlan pernah divonis kafir lantaran menggunakan alat-alat dari Barat. Makanya tidak sedikit yang menilai Muhammadiyah sebagai agen kolonial yang berjubah Islam modern.

Namun, melalui majalah Suara Muhammadiyah, Persyarikatan Muhammadiyah membangun narasi baru yang berfokus pada peningkatan sumber daya manusia sebagai modal utama untuk bangkit dari ketertinggalan. Muhammadiyah memahami bahwa kunci utama untuk mengubah nasib bangsa terletak pada kecerdasan dan kemampuan intelektual masyarakatnya. Oleh karena itu, gerakan Muhammadiyah menitikberatkan pada pengembangan pendidikan dan literasi sebagai fondasi bagi kebangkitan nasional.

Gerakan literasi yang diusung Muhammadiyah menjadi senjata utama dalam upaya mendekolonisasi pemikiran, melawan hegemoni budaya kolonial, dan membangun kesadaran dalam berbangsa melalui bahasa. Muhammadiyah berusaha menciptakan perubahan yang lebih mendasar dan berkelanjutan, jauh dari hiruk-pikuk konfrontasi fisik, namun dengan dampak yang tidak kalah signifikan.

Upaya di atas membuktikan bahwa dekolonisasi tidak selalu harus dilakukan melalui kekerasan, tetapi dapat juga melalui penguatan kapasitas intelektual dan moral yang pada akhirnya mampu mengguncang hebat fondasi dominasi kolonial dari dalam.

Referensi:

Roni Tabroni, “Peran Pers Ormas Islam dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Masa Pra Kemerdekaan: Kajian atas “Suara Muhammadiyah”, dalam Jurnal Iman dan Spiritualitas, Vol 2, No 2, 2022, pp. 257-266.

Daniel L Pals, “Animism and Magic: E.B. Tylor and J. G. Frazer” dalam Ten Theories of Religion, Oxford: Oxford University Press, 2022.

Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

Tags: headlinekemerdekaan
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Faktor Penghambat Kemakmuran Bangsa Indonesia

Next Post

Mengapa Jumlah Hari dalam Kalender Hijriah Bervariasi antara 29 dan 30 Hari?

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Penjelasan Tentang Hilal di Bawah Ufuk dalam Kalender Islam Global

Mengapa Jumlah Hari dalam Kalender Hijriah Bervariasi antara 29 dan 30 Hari?

Muhammadiyah Tingkatkan Kapasitas Kaum Muda Palestina sebagai Agen Perdamaian

Muhammadiyah Tingkatkan Kapasitas Kaum Muda Palestina sebagai Agen Perdamaian

Syamsul Anwar Sebut Asas-Asas dalam Melaksanakan Agama

Soal Kalender Hijriah Global Tunggal, Syamsul Anwar: Ini Keputusan dari Dua Muktamar

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedutaan Malaysia: KHGT adalah Tonggak Baru Penyatuan Umat Islam Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.