MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hingga saat ini telah terbentuk sebanyak MDMC di 36 provinsi dan 158 MDMC di tingkat kabupaten dan kota. Kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh MDMC bekerja sama dengan kementerian/lembaga/badan dan mitra pembangunan lainnya.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan mengatakan, Muhammadiyah berperan secara signifikan dalam melakukan respon kejadian bencana di Indonesia. Setiap tahunnya MDMC sebagai koordinator telah merespon lebih dari 100 kejadian bencana di Indonesia.
“Berdasarkan data dan informasi bencana yang dihimpun oleh bidang Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi (TDRR), sejak Januari hingga Juli 2024, MDMC telah merespon sebanyak 114 kejadian. Adapun jenis kejadian yang paling banyak direspon adalah jenis bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan putting beliung,” jelas Budi seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima redaksi pada Senin (26/8).
Dalam penanganan darurat bencana tersebut, Muhammadiyah memberikan dukungan layanan secara menyeluruh, mulai dari pertolongan dan penyelamatan (SAR), pelayanan kesehatan, pemberian kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, hunian darurat dan sementara, sanitasi, air bersih, layanan psikososial dan Pendidikan saat darurat.
Budi juga menjelaskan bahwa sumber daya relawan yang diterjunkan oleh Muhammadiyah adalah relawan bencana terlatih sebanyak 2.396 personil. Dukungan sumber daya finansial yang dikelola oleh LazisMu hingga Juli 2024 dengan jumlah bantuan yang sudah disalurkan sebanyak Rp 1.328.200.400. Adapun jumlah penerima manfaat sebanyak 131.441 jiwa.
Terakhir Budi mengatakan bahwa keterlibatan Muhammadiyah dalam tanggap darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi ini merupakan bagian dari visi Penolong Kesengsaraan Oemom (PKO) yang menjadi spirit pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Peran dalam tanggap darurat ini dirasakan tidak hanya untuk kalangan Muhammadiyah saja tetapi seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan.