MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Kebanyakan negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah tidak melewati proses industri saintek, mereka kaya dari minyak atau petro dolar lalu ‘melompat’ ke jenis ekonomi jasa – membangun perhotelan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya.
Kenyataan tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Cina, Korea, Taiwan dan Jepang yang membangun ekonomi berbasis pada industri saintek. Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Bambang Setiaji pada Jumat (9/8) di Pengajian Umum PP Muhammadiyah.
“Mereka (negara-negara Arab) tidak melewati, dari berkah minyak langsung buat mall, generasi mudanya yang dibicarakan Ferrari,” ungkap Guru Besar Ekonomi Bidang Tenaga Kerja ini.
Etos kerja yang dimiliki oleh pemuda dari kawasan negara-negara Arab dan Empat Naga Asia juga berbeda. Jika pemuda dari Empat Naga Asia menunjukkan kinerjanya yang luar biasa, berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh pemuda dari kawasan negara Arab yang lebih banyak flexing.
Padahal jika dilihat, imbuhnya, market atau pasar dunia Islam itu besar mencapai 2,4 miliar, dibandingkan dengan Cina yang 1,4 miliar tidak jauh dengan potensi pasar di India. Melihat jumlah potensi pasar tersebut bisa jadi peluang untuk diambil dan dimanfaatkan oleh Indonesia.
Kepada pemimpin Indonesia yang baru, Prof. Bambang berharap Indonesia bisa memainkan peran dan memanfaatkan posisi strategisnya saat ini yaitu dengan menggandeng pemodal dari negara-negara petro dolar, dan berkolaborasi dari sisi teknologi dengan Naga Asia khususnya Cina.
“Saya melihat ada secercah cahaya di dalam kegelapan itu, dan itu Muhammadiyah yang bisa dan hanya Muhammadiyah yang bisa dalam pembacaan saya. Karena kita punya fakultas teknik yang bisa kita organisir,” ungkapnya.
Dalam memainkan peran pentingnya, Prof. Bambang ingatkan supaya Indonesia tetap mengedepankan kehati-hatian, terlebih ketika membangun hubungan dengan negara Cina. Sebab menurutnya semua negara memiliki misi masing-masing dan itu wajar. Akan tetapi sebagai cara menjaga, tetap harus dilakukan secara hati-hati.