Dalam pandangan Islam, anak-anak adalah perhiasan dunia yang berharga. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak yang sama dan harus diperlakukan dengan adil. Konsep keadilan ini merupakan salah satu nilai dasar dalam Fikih Perlindungan Anak.
Adil diartikan sebagai memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keadilan adalah nilai mendasar dalam ajaran Islam, terutama dalam konteks perlindungan anak.
Al-Qur’an menekankan pentingnya keadilan, seperti yang dinyatakan dalam QS al-Māidah ayat 8, “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” Dalam hal perlindungan anak, keadilan berarti memberikan hak yang tepat kepada anak dan membebankan kewajiban sesuai dengan kemampuannya. Bersikap adil terhadap anak juga berarti mencintai semua anak secara setara, memberikan hadiah atau sanksi tanpa diskriminasi.
Hak-hak tersebut mencakup mendapatkan pendidikan, kasih sayang, dan hal-hal yang mendasar lainnya. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan masyarakat. Pendidikan adalah kunci bagi masa depan anak, dan memberikan kasih sayang berarti mendukung pertumbuhan emosional mereka secara positif.
Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya berbuat adil dalam memberi hak kepada anak-anak. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, diceritakan bahwa Nu’man bin Basyir mendapat hadiah dari ayahnya. Ibunya, Amrah binti Rawahah, tidak setuju sebelum Rasulullah menjadi saksi atas pemberian tersebut. Ketika ayahnya meminta Rasulullah untuk menjadi saksi, Rasulullah bertanya apakah hadiah tersebut diberikan kepada semua anaknya. Ketika ayahnya menjawab tidak, Rasulullah menyuruhnya untuk bertakwa kepada Allah dan bersikap adil terhadap semua anaknya. Ayahnya pun menarik kembali hadiah tersebut untuk berlaku adil.
Al-Qur’an juga menentang keras diskriminasi terhadap anak-anak, terutama yang didasarkan pada jenis kelamin, yang merupakan kebiasaan masyarakat jahiliyah. QS an-Naḥl ayat 58-59 menegaskan bahwa membedakan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan adalah perbuatan yang tercela. Rasulullah sendiri pernah menegur seorang lelaki yang memperlakukan anak laki-lakinya lebih istimewa daripada anak perempuannya, dan mengingatkannya untuk menyamakan perlakuan antara keduanya.
Jelaslah bahwa bersikap adil terhadap semua anak, tanpa membedakan jenis kelamin, adalah ajaran penting dalam Islam. Dengan menegakkan keadilan, kita tidak hanya memenuhi hak anak-anak, tetapi juga mendekatkan diri kepada takwa dan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh agama. Dalam dunia yang semakin kompleks, menjaga keadilan bagi semua anak adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih baik dan beradab.
Referensi:
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Fikih Perlindungan Anak”, dalam Berita Resmi Muhammadiyah: Nomor 03/2022–2027/Syakban 1445 H/Februari 2024 M, Yogyakarta: Gramasurya, 2024.
