Selasa, 22 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Pengaruh Ideologi Kiri LSM

by timredaksi
1 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 6 mins read
A A
Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Menegakkan Kedaulatan Indonesia

Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si.

Muhammadiyah maupun umat dan bangsa saat ini bukan hanya berhadapan dengan ideologi dan paham keagamaan lain yang berbeda secara kontras seperti salafi, wahabi, jaringan liberal, dan orientasi gerakan lainnya dalam kehidupan beragama dan berbangsa. Pada saat yang sama berhadapan pula dengan gerakan sosial masyarakat sipil yang beraliran radikal-kiri dari NGO’s (non-government organizations) yang di Indonesia disebut Lembaga Swadaya masyarakat atau LSM.

NGO-LSM sebagai organisasi sosial yang berada di ranah masyarakat sipil (civil society) sejatinya beragam atau heterogen dari yang moderat sampai garis keras atau radikal-ekstrem. Gerakan-gerakan sosial garis keras atau radikal-ekstrem itu sering dominan mempengaruhi dinamika kehidupan. Di antara yang paling kuat atau menonjol ialah NGO-LSM aliran kiri  khususnya gerakan “kiri-baru” (new left) dengan ideologi, pendekatan, dan aksi-aksi gerakan yang keras dan kontradiksi.  Aksi gerakannya  selalu berhadapan atau menentang pemerintahan, karena ideologinya anti-negara dan anti kemapanan.

Muhammadiyah, umat beragama, dan bangsa Indonesia tidak lepas dari pengaruh ideologi dan gerakan NGO-LSM itu. Pengaruhnya  telah lama dan masuk ke berbagai ranah kehidupan karena berinduk dengan gerakan civil-society, sehingga tidak terasa dan bahkan ada yang mengalami glorifikasi. Lebih-lebih dalam suatu masyarakat, umat, dan golongan yang cenderung oposisi dan kritis sehingga gerakan NGO-LSM tersebut sering beririsan dengan serta berubah menjadi gerakan-gerakan protes, termasuk dalam gerakan sosial-keagamaan yang beraliran keras.

MateriTerkait

Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

Film “Sore: Istri dari Masa Depan” dan Hikmah Waktu dalam Islam

Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?

Radikal Kiri

Pada umumnya NGO-LSM garis keras sering disebut radikal-kiri. Radikal kanan biasanya dilekatkan pada gerakan agama garis keras. Radikal kiri juga dikaitkan dengan gerakan anti-pemerintah, sedangkan gerakan kanan identik dengan pro-pemerintah.  Radikal dan radikalisme sebagai konsep sebenarnya netral dalam dunia pemikiran dan gerakan. Gerakan yang menganut paham radikal (radical) ialah usaha bersama untuk mengubah status-quo (Collins Dictionary  of  Sociology, 1991). Radikal ialah taking things by the roots, yakni mengambil sesuatu hingga ke akarnya (Giddens, 1994). 

Dalam kajian Giddens (1994), menjadi radikal berarti memiliki wawasan tertentu untuk melepaskan diri dari cengkeraman masa lalu.  Beberapa kelompok radikal  itu revolusioner. Boleh jadi karena ingin kembali ke akar (radix), maka sebagian kaum radikal menjadi “true believers” atau kelompok fanatik buta, dari sinilah benih radikalisme yang ekslusif, monolitik, dan intoleran bermula.  Sikap kepala batu atau keras itu milik semua kaum radikal, termasuk radikal nasionalisme yang dikenal “ultra-nasionalis”, sebagaimana terjadi pada kaum “New-Left” atau “Kiri Baru”. 

Sejarah paham dan pergerakan radikal dimulai di Eropa, khususnya Inggris, pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1797 gerakan “radikal” dalam konteks politik pertama kali digunakan oleh Charles James Fox dengan mendeklarasikan “reformasi radikal” dalam sistem pemilihan untuk reformasi parlemen. Sejak abad ke-19 pemikiran dan gerakan radikal bertumbuh menjadi liberalisasi politik untuk melakukan reformasi atau perubahan kehidupan politik yang progresif. Gerakan “Kiri Baru” di banyak negara sering diadopsi oleh gerakan-gerakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) termasuk di Indonesia.

Gerakan radikal dan radikalisme lebih banyak dijumpai dalam kelompok politik,  sosial, dan keagamaan. Komunisme merupakan lanjutan paham Marxisme radikal, yang dalam sejarah dunia menimbulkan gerakan-gerakan kekerasan karena pandangannya yang serba monolitik dan diktatorial dalam pemerintahan. Gerakan proletarianisme yang mendewakan populisme juga menjadi bagian dari Marxisme-Komunisme. Di Indonesia banyak peristiwa kelam akibat gerakan Komunisme, sebagai  ideologi berpaham proletar (kaum papa, wong cilik) melawan kaum borjuis (berpunya, penguasa) produk dari Marxisme garis keras.

Karenanya paham dan gerakan yang dipengaruhi oleh Marxisme radikal dalam gerakan NGO-LSM maupun gerakan sosial sejenis menampilkan pandangan dan aksi-aksi konfrontasi melawan pemerintah, oligarki ekonomi, oligarki politik, dan bahkan kelompok status-quo lainnya. Gerakan radikal-kiri bahkan sering berhadapan dengan gerakan keagamaan. Gerakan radikal-kiri memandang sumber lemahnya kaum miskin, marjinal, dan kelompok sosial yang secara stratifikasi sosial disebut proletar atau wong cilik adalah negara-pemerintah dan kekuatan-kekuatan oligarki. Mereka anti penguasa, orang kaya, dan kelompok mapan lainnya yang selalu dikonstruksikan negatif sebagai sumber masalah-masalah struktural.

Pengaruh di Indonesia

Gerakan LSM-NGO di Indonesia bertumbuh sejak awal Orde Baru pada kisaran tahun 1970-an. Pada saat itu pemerintah Indonesia di bawah Soeharto menerapkan kebijakan pembangunan yang berbasis pada developmentalisme. Developmentalisme merupakan ideologi pembangunan yang beraliran pada pembangunan ekonomi pertumbuhan mengikuti mazhab ekonomi klasik. Tahapan pembangunan dijalankan mengikuti teori W.W. Rostow tentang tahap lepas landas (take off) sampai tercapai tingkat konsumsi massal tinggi (high mass consumption) sebagai tanda bangsa yang maju atau sejahtera. Developmentalisme merupakan aliran teori ekonomi yang menyatakan bahwa pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dapat diwujudkan dengan baik melalui pasar dalam negeri yang kuat dan beragam disertai tarif barang impor yang tinggi beraliran kapitalisme.

Pilihan Orde Baru menerapkan pembangunan ekonomi sebagai prioritas memang dapat dipahami karena pada era Orde Lama terutama ketika terjadi pergantian kekuasaan  tahun 1965, kondisi perekonomian Indonesia morat-marit dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi sehingga membawa negara ini pada kebangkrutan secara ekonomi.  Orde Baru menyasar pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan tinggi disertai kebijakan depolitisasi dan deideologisasi di bidang politik untuk stabilitas nasional yang memberi peluang bagi keberhasilan pembangunan. Rezim developmentalisme Orde Baru  dirancang sistemik dengan menerapkan pembangunan jangka pendek dan menengah hingga jangka panjang melalui Repelita.

Indonesia berhasil keluar dari kemelut nasional dan kebangkrutan ekonomi, serta berjembang menjadi negara berpertumbuhan ekonomi tinggi. Indonesia kemudian menjadi negara Macan Asia dengan keberhasilan pembangunan ekonomi. Swasembada pangan dan pembangunan pertanian termasuk yang berhasil. Sarana prasarana nasional dibangun luas, termasuk rintisan jalan tol. Kesuksesan dalam pembangunan ekonomi  menjadikan Soeharto berkuasa lama dan mentasbihkan diri atau dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan.

Namun selalu ada masalah dalam pembangunan, lebih-lebih pada pembangunan fisik dan ekonomi yang berorientasi pertumbuhan. Aspek pemerataan mulai diabaikan sehingga timbul kesenjangan sosial. Pembangunan fisik dan eksploitasi sumberdaya alam mengakibatkan kekayaan berlebih pada kelompok pengusaha yang saat itu menjelma menjadi konglomerasi yang bergandengan dengan istana. Lingkungan hidup, hutan, dan sumberdaya alam terkuras habis dan hanya dinikmati oleh segolongan kecil pihak. Dari kondisi yang bersifat saling kait antar aspek ekonomi, politik, dan lain-lain timbullah keresahan sosial dan kritik keras terhadap pemerintah yang menganut  rezim developmentalisme.

Dalam konstelasi kehidupan nasional yang mengakibatkan kemiskinan, kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan, dan masalah-masalah struktural lainnya maka lahirlah gerakan-gerakan kritik dan perlawanan antara lain melalui NGO-LSM yang bermacam aliran. Termasuk LSM aliran radikal-kiri yang memiliki landasan ideologi Marxisme dan Neo-Marxisme. Berbagai LSM lahir di Indonesia hadir menggarap buruh, tani, nelayan, kelompok marjinal di perkotaan dan pedesaan. Gerakan lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan dan anak, advokasi hukum, dan gerakan-gerakan kritis lainnya hadir secara bersambungan. Di situlah era NGO-LSM berjaya dan menancapkan pengaruhnya di Indonesia.

Pandangan dan pendekatan NGO-LSM generasi awal bermacam-ragam dari moderat sampai radikal-ekstrem. NGO-LSM moderat meski kritis dimotori oleh Adi Sasono, Dawam Rahardjo, Habib Chirzin, dan lain-lain yang memadukan pandangan keislaman dengan pendekatan struktural yang tetap dalam koridor  keindonesiaan sehingga tidak anti-negara. Gerakan ini wawasannya modern dan di belakang hari melahirkan orientasi ekonomi kerakyatan. Pada masa reformasi Adi Sasono bahkan masuk dalam struktur pemerintahan, menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden BJ Habibie. Adi dan Dawam  masuk dalam jajaran elite Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang direstui dan berada dalam payung pemerintahan Orde Baru di ujung kekuasaan Soeharto yang mulai dekat dengan Islam.

Sementara LSM-NGO lain yang sampai saat ini juga memiliki pengaruh kuat ialah yang beraliran sosialis dan radikal-kiri yang sepenuhnya menganut pandangan dan paham Marxisme dan Neo-Marxisme. Kelompok ini anti struktur dan anti-rezim pemerintahan sebagaimana NGO-LSM Barat. Gerakan ini memandang persoalan dengan mengedepankan kritik anti rezim negara. Teori ketergantungan (dependency theory) dari Theotonio Dos Santos,  Andre Gunder Frank,  teori pendidikan pembebasan  Paulo Freire, menjadi rujukan utama gerakan ini yang sepenuhnya berbasis Marxisme dan Neo-Marxisme. Pandangan utamanya melihat persoalan dalam pertentangan dan ketegangan struktural rakyat versus negara, negara Dunia Ketiga versus negara maju, kaum miskin lawan kaum kaya dan borjuis, serta melawan hegemoni ekonomi-politik-sosial yang diproduksi oleh negara-pemerintahan. Orientasi emansipasi, liberasi, hegemoni, kemiskinan struktural, dan kontradiksi menjadi bagian dalam isu dan pendekatan NGO-LSM beraliran kiri. Ranah gerakannya berada dalam sentrum masyarakat sipil atau civil society versus negara dan pemerintahan. Gerakan ini kritis dan anti dalam pengelolaan sumberdaya alam karena dianggap produk rezim yang eksploitatif bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan oligarki. Termasuk dalam pengelolaan minerba.

Di sinilah pentingnya sikap kritis terhadap ideologi, pemikiran, pendekatan,  metode, dan aksi NGO-LSM yang radikal-kiri beraliran Marxisme dan Neo-Marxisme yang  memiliki paradigma sendiri. Organisasi dan gerakan dakwah keagamaan dan kemasyarakatan seperti Muhammadiyah penting memahami karakter gerakan sosial seperti itu agar tidak terpengaruh dan mengikuti arus pemikiran, pendekatan, dan metode NGO-LSM garis kiri tersebut, termasuk dalam orientasi kebangsaan. Sebab, pada dasarnya gerakan NGO-LSM radikal-kiri itu berbeda secara kontras-diametral dengan gerakan-gerakan keislaman yang moderat dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup utama untuk menebar rahmatan lil-‘alamin. Apalagi Muhammadiyah yang memiliki Kepribadian khusus dengan paham Islam moderat-berkemajuan!

Sumber: Majalah SM Edisi 10 Tahun 2024

Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: Pengaruh Ideologi Kiri LSM, https://suaramuhammadiyah.id/read/pengaruh-ideologi-kiri-lsm

ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Pemuda Lintas Iman Belajar Membangun Perdamaian ke Muhammadiyah

Next Post

Pendirian Prodi S3 Manajemen dan Pendidikan Bahasa Indonesia UMS Diapresiasi

Baca Juga

Kemenhut RI dan Muhammadiyah Sinergikan Riset dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Berita

Kemenhut RI dan Muhammadiyah Sinergikan Riset dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

22/07/2025
Membangun Tanpa Merusak, Pemanfaatan Hutan Harus Berlandas Takwa dan Rasionalitas
Berita

Membangun Tanpa Merusak, Pemanfaatan Hutan Harus Berlandas Takwa dan Rasionalitas

22/07/2025
Bangkitkan Ekonomi  Generasi Muda dalam Studentpreneur Bootcamp 2025
Berita

Bangkitkan Ekonomi  Generasi Muda dalam Studentpreneur Bootcamp 2025

22/07/2025
Lazismu Berkolaborasi Gelar Aksi Kemanusiaan: Bagikan Kacamata dan Rendangmu
Berita

Lazismu Berkolaborasi Gelar Aksi Kemanusiaan: Bagikan Kacamata dan Rendangmu

22/07/2025
Next Post
Kampus Muhammadiyah Ini Panen Akreditasi Unggul BAN-PT

Pendirian Prodi S3 Manajemen dan Pendidikan Bahasa Indonesia UMS Diapresiasi

Kriteria Hewan untuk Kurban Menurut Syariat Islam

Adab Menyembelih Hewan Kurban: Praktik yang Sesuai Syariat

Budaya Korupsi dan Angka Kemiskinan Semakin Mengakar di Indonesia

Budaya Korupsi dan Angka Kemiskinan Semakin Mengakar di Indonesia

BERITA POPULER

  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Universitas Muhammadiyah Papua Barat Resmi Berdiri, Irwan Akib: Muhammadiyah Hadir untuk Semua Anak Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khutbah Jumat: Pentingnya Membiasakan Ibadah kepada Anak Sejak Dini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Cara Mudah Mengakses Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Hadirkan Makan Bergizi: Wujud Nyata Pengabdian untuk Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.