MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Selesainya pelaksanaan ibadah haji tidak kemudian amal-amal kebajikan ikut selesai, melainkan amal kebajikan terus ditunaikan sampai akhir hayat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan Jumat (21/6) dalam khutbah Jumat di Masjid AR Fachruddin, Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
Budi mengungkapkan, amal kebajikan jangan dibatasi sampai dengan selesainya proses ibadah haji. Termasuk juga jangan dibatasi hanya dengan berkurban ketika Iduladha, tapi harus berkelanjutan sampai nyawa kembali kepada Allah SWT.
Amal kebajikan yang dilakukan oleh seorang muslim, kata Budi, tidak sebatas dalam ibadah-ibadah khusus, tapi juga dalam laku sosial, sampai dengan perhatian pada kebaikan lingkungan semesta.
Budi menerangkan, kebajikan yang dilakukan oleh muslim tidak berorientasi hanya pada nilai-nilai kemanusiaan, tetapi semua yang dilakukan harus diletakkan di atas nilai-nilai teologis atau Ketuhanan.
Sebab muslim yang memiliki sifat Ihsan menurutnya setiap laku kebaikan yang dilaksanakan tidak dia lepas dari rahmat Allah SWT. Artinya kebajikan-kebajikan yang berhasil dilakukan adalah bagian dari nikmat Allah SWT.
“Orang merasa berbuat baik harus merasa dituntun oleh Allah, kebaikan yang dilakukan tidak lepas dari nikmat yang Allah berikan,” ungkapnya.
Budi menambahkan, seorang muslim yang Ihsan tidak hanya fokus pada peningkatan ibadah khusus, tapi juga harus perhatian pada masalah sampah yang saat ini dihadapi oleh setiap manusia dan kota di Indonesia.
Masalah sampah, imbuhnya, menjadi persoalan yang sulit diuraikan. Hal itu terjadi lantaran mental yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan keberadaban yang berbasis pada nilai teologis yang tidak dikotomis – memisahkan kehidupan dunia dan akhirat.
“Oleh karena itu setelah menyelesaikan ibadah kurban, marilah kita kembali pada perhatian masalah yang dihadapi oleh alam — lingkungan,” imbuhnya.
Secara global, saat ini dunia tidak lagi menghadapi pemanasan, tapi sudah sampai pendidihan. Kenyataan tersebut dapat disaksikan dari ratusan jemaah haji di tanah suci yang meninggal karena terik dan panasnya bumi kita saat ini.